Kamis, 30 Juni 2011

AJB BUMIPUTERA 1912 VERSI 2.0

Oleh : Herman Wahyudhi


Gaudeamus igitur, juvenes dum sumus

Post jucundam juventutem,

Post molestam senectutem

Nos habebit humus.

Karena itu bersukacitalah, selagi kita masih muda

Setelah masa muda yang menyenangkan

Setelah masa tua yang menyusahkan

Kita akan mati (harfiah: tanah akan memiliki kita)

Bait pertama dari De Brevitate Vitae, sebuiah essai moral pendek yang ditulis oleh seorang filsfuf Romawi bernama Seneca kepada temannya Paulinus. Gunakanlah waktu muda sebaik mungkin sebelum maut menjemput manusia. Ini rasanya pas untuk menggambarkan perlunya kita memiliki asuransi. Salah satunya yang perlu disiapkan dalam menghadapi hari tua agar tidak dalam keadaan kesusahan.

Di Indonesia, untuk istilah asuransi sering digunakan istilah pertanggungan, kedua istilah ini tampaknya mengikuti istilah dalam bahasa belanda assurantie (asuransi) dan verzekering (pertanggungan). Memang asuransi di Indonesia bermula dari Negeri Belanda.

Menurut pasal 246 Kitab Undang-undang Hukum Dagang (KUHD), asuransi mempunyai pengertian sebagai berikut :

“Asuransi atau pertanggungan adalah suatu persetujuan, dimana penanggung kerugian diri kepada tertanggung, dengan mendapat premi, untuk mengganti kerugian karena kehilangan kerugian atau tidak diperolehnya suatu keuntungan yang diharapkan, yang dapat doderita karena persitiwa yang tidak diketahui lebih dahulu.”

Sedangkan definisi asuransi menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1992 tentang no.2 tahun 1992 Tentang Usaha Perasuransian Bab 1 pasal 1 yang berbunyi sebagai berikut:

“Asuransi atau pertanggungan adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih, dengan mana pihak penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung dengan menerima premi asuransi, untuk memberikan pernggantian kepada tertanggung karena kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan,atau tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin akan diderita tertanggung, yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti atau untuk memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan.”

Masih ada saja masyarakat yang alergi mendengar kata asuransi. Terbayang oleh susahnya mengklaim asuransi, prosedur yang berbelit-belit, pelayanan yang tidak ramah, membayar premi yang mahal namun tidak bisa digunakan ketika dibutuhkan, dan masih banyak alasan lain. Hal ini membuat sebagian menganggap asuransi hanyalah sebagai penipuan. Ada yang bilang pihak asuransi bersikap manis di muka tetapi pahit di belakang.

Gambaran ini juga tercermin dari penetrasi produk asuransi di Indonesia yang masih relative kecil, yakni baru 4 persen. Populasi penduduk Indonesia sangat besar tapi yang tergarap masih sangat rendah. Business Monitor International menyebutkan tingkat penetrasi asuransi jiwa di Indonesia, masih sangat rendah. Baru mencapai1,26% dari GDP, dengan total nilai pertanggungan rata-rata hanya sekitar Rp 78 juta per pemegang polis.

Sangat jauh dibandingkan dengan Hong Kong, yang mencapai 50 persen. Apalagi dibandingakn dengan negara maju seperti Jepang, Singapura, dan Amerika Serikat hampir semua peduduknya memilki auransi jiwa, bahkan di Jepang asuransi jiwa merupakan salah satu syarat bagi seorang pria dianggap layak untuk berkeluarga. Maka tak heran kalau asuransi di Jepang tumbuh mencapai 300 – 400% atau satu orang Jepang rata-rata memliki 3 sampai 4 polis asuransi. Masih di Jepang, anjing pun anjing ikut diasuransikan. Man best friend ini menurut Anicm Insurance yang bermarkas di Tokyo, bahwa jumlah konsumen yang mengikat kontrak asuransi untuk hewan peliharaan sudah mencapai 110.000 orang. Padahal baru 6 bulan perusahaan tersebut merilis “Dobutso Kempo” atau asuransi kesehatan binatang peliharaan.

Di Indenonesia, saat ini tercatat 46 perusahaan asuransi yang beroperasi dan 4 perusahaan reasuransi. Dalam jangka panjang, secara nasional perusahaan asuransi di Indonesia ditargetkan bisa memiliki aset Rp 500 triliun pada 2014. Salah satu perusahaan asuransi nasional tertua dan sangat dikenal masyarakat adalah AJB Bumiputera yang telah 99 tahun mengembangkan sayapnya di bumi Nusantara ini. Mulai dari zaman penjajahan Belanda, zaman penjajahan Jepang, masa kemerdekaan , dan hingga saat ini, AJB Bumiputera 1912 terus berkembang.

AJB Bumiputera 1912 juga dianugerahi sebagai Greatest Brand Award of Decade oleh Marketeers dan MarkPlus untuk kategori corporate oleh dua versi penjurian, yakni versi Editor’s Choice dan versi Netizen’s. Editor’s Choice berisikan juri-juri yang meruoakan komuniytas dari marketer sedangkan Netizen’s Choice dipilih oleh masyarakat yang memilih melalui Facebook Marketeers Fan Page. Penghargaan ini merupakan bentuk pengakuan masyarakat kepada Bumiputera sebagai brand asuransi terbaik sepanjang dekade 2000-2010. Menurut CEO MarkPlus, Hermawan Kartawijata, AJB Bumiputera sebagai perusahaan asuransi dalam kurun waktu 10 terkahir ini konsisten dalam mengembangkan dan meningkatkan kinerja perusahaan.

AJB Bumiputera 1912 sebagai perusahaan adaptif organik harus terus melakukan terobosan dan inovasi agar dapat bersaing dengan perusahaan asuransi lain terutama perusahaan asuransi asing yang datang ke Indonesia dengan dana besar, jaringan yang kuat, dan teknologi yang maju. Organisasi yang adaptif-organik menurut Kast dan Rosenzweigt (2007) berlaku hal sebagai berikut : lingkungan yang relatif tidak pasti dan bergejolak, sasaran beragam dan berubah-ubah, teknologinya kompleks dan dinamis, banyak kegiatan yang tidak rutin dimana inovasi adalah hal yang penting, serta proses pengambilan keputusan yang dipakai adalah heuristik dan kordinasi dan pengawasan dicapai melalui penyesuaian timbal balik dimana sistemnya kurang hierarkis dan lebih fleksibel. Sebagai sebuah perusahaan asuransi, AJB Bumiputera 1912 harus terus melakukan terobosan dan inovasi

AJB Bumiputera 1912 versi 2.0

A scientific and technological society. It employs new techniques whether it is in farm, in the factory or in transport. Modern technique is not a matter of the just getting a tool and using it. Modern technique follows modern thinking. You can’t get hold of a modern tool and have an ancient mind. It won’t work”.

- Jawaharlal Nehru

Salah satu inovasi yang perlu dilakukan adalah memanfaatkan perkembangan teknologi informasi yang berkembang demikian pesat. Perusahaan yang tidak mengikuti perkembangan teknologi ini akan tersingkir dari persaingan global. Dalam buku The World is Flat (2006) Thomas L. Friedman menulis bahwa saat ini manusia memasuki era globalisasi versi 3.0 dimana peran individu lebih dominan dan mengglobal. Internet membuat seorang individu bisa menjangkau seluruh dunia dalam hitungan detik. Seolah-olah dunia berada di ujung jari.

Seperti judul tulisan di atas, AJB Bumiputera 1912 versi 2.0 selain artinya sebagai perpindahan dari manajemen konvesional menuju manajemen digital, juga artinya AJB Buimiputera bersiap utuk menghadapi masa siklus hidup ke abad kedua pada tahun 2012. Tidak banyak perusahaan yang bisa bertahan lebih dari satu abad. Sebagaian tumbang di tengah jalan karena tidak mampu berkompetisi. AJB Bumiputera 1912 harus dapat memanfaatkan cepatnya perkembangan teknologi informasi terutama internet dan handphone.

Ada beberapa alasan mengapa internet punya peranan penting dalam pengembangan bisnis suatu perusahaan, yaitu :

· Akses ke seluruh dunia yang tidak mengenal waktu dan tempat. Kapan saja dan di mana saja.

· Jangkauannya yang luas. Internet bisa menjangkau seluruh dunia bahkan di daerah terpencil pun seperti di pedalaman atau di pergunungan asal terkoneksi dengan jaringan telekomunikasi.

· Waktu akses yang cepat. ASAP alias as soon as possible. Dalam hitungan detik data dan informasi berupa gambar, video, bahan presentasi, bisa terkirim.

· Tersedia begitu banyak informasi dari segala penjuru dunia. Maka tak aneh jika muncul istilah tanya saja ‘Mbah Google’ (sebagai search engine, Google bisa menyediakan begitu banyak informasi di jaringan internet).

· Biaya akses jaringan internet yang setiap tahun semakin murah sedangkan kecepatan akses justru semakin meningkat pesat.

Menurut data International Telecommunication Union (ITU) yang bernaung di bawah PBB, jumlah pengguna internet di dunia pada tahun 2011 telah mencapai sekitar 2 milyar pengguna. Sedangkan jumlah pengguna telepon seluler telah mencapai lima miliar padahal pada awal 2000 hanya ada 500 juta pelanggan mobile secara global dan 250 juta pengguna internet.

Di Indonesia berdasarkan data dari Effective Measure, firma yang memiliki spesialisasi dalam pengukuran statistik web, pengguna internet di Indonesia di tahun 2011 mencapai 39.100.000 orang (peringkat ke-8 di dunia). Sebanyak 61,88 persen dari pengguna Internet Indonesia Jika mengacu pada data tersebut, maka pengguna internet mobile di Indonesia adalah sekitar 24.195.080 orang mengakses melalui ponsel.

Faktor yang menyebabkan meningkatnya jumlah pengguna internet mobile selain kemudahan akese data adalah menjamurnya peredaran smartphone merupakan faktor utama meningkatnya jumlah netter yang mengakses internet via ponsel. Disusul oleh berbagai ponsel murah yang telah memiliki fitur web browsing. Juga, situs-situs social network sangat populer di Indonesia, sehingga pengguna internet tidak bisa berlama-lama tidak membuka akun social network masing-masing, dan akses via ponsel atau mobile menjadi pilihan utama. Ditambah lagi dengan tarif akses data internet yang semakin murah dari hari ke hari.

Mengapa informasi begitu penting bagi individu-individu yang ingin maju? Sebab, kita semua hidup dalam suasana kompetisi yang semakin keras. Bill Gates, bos Microsoft dan manusia terkaya di dunia menulis sebuah buku luar biasa berjudul Business @the Speed of Thought. Buku ini menyebutkan bahwa informasi sekarang ibarat darah manusia. Jika ingin bergerak dengan sangat cepat, jangan sampai kekurangan darah. Jika ingin survive, jangan sampai kehabisan supply informasi.

Mereka inilah yang menjadi sasaran pasar bagi AJB Bumiputera 1912 versi 2.0.

Handphone dengan akses internet ini bisa dimanfaat untuk :

1. Sebagai support online yang bekerja 24 jam dalam 365 hari dengan beberapa website utama dan website pendukung seperti blog dan facebook.

2. Menjalin kedekatan antara AJB Bumiputera dengan nasabah. Misalkan mengucapkan selamat ulang tahun kepada nasabah yang berulang tahun dan memberikan hadiah voucher makan atau barang.

3. Siap berbagi informasi secara lengkap, terbuka, & objektif. Menjadi media feed back dari masyarakat terhadap produk-produk yang dikembangkan.

4. Menjaga hubungan komunikasi dengan nasabah secara periodik melalui email, sms, telphone, maupun kunjungan.

5. Memberikan laporan mengenai status polis asuransi nasabah setiap jangka waktu tertentu.

6. Memberikan informasi cepat dan update seputar dunia asuransi AJB Bumiputera 1912 baik melalui website, email, facebook, twitter,dan jejaring sosial lainnya.

7. Membantu proses kelengkapan persyaratan klaim, pengarsipan hingga sampai pada tahap pendampingan realisasi pembayaran Klaim.

8. Menyampaikan progress klaim asuransi dan pendampingan lainnya baik melalui telephone maupun email kepada nasabah.

9. Jangkauannya yang luas bahkan sampai keluar wilayah Indonesia. Sehingga nasabah selalu terhubiung dengan AJB Bumiputera 1912.

10. Memberi masukan kepada nasabah seputar asuransi, perencanaan keuangan dan invertasi.

Manfaat lain dari perkembangan teknologi informasi ini terhadap organisasi adalah berkurangnya penggunaan kerja dalam kegiatan perusahaan (paperless). Sebagai contoh, ada sebuah perusahaan asuransi di Singapura NTUC Income yang telah mengubah 40 juta halaman data yang dimilikina menjadi dokumen elektronik yang dapat digunakan sebagai barang bukti di pengadilan. Data yang terdigitalisasi membuat perusahaan setiap tahunnya menghemat US$ 6 juta dari proses pekerjaan yang sudah tidak menggunakan kertas lagi.

AJB Bumiputera 1912 juga bisa membuat database center seperti yang dilakukan perusahaan kartu kredit-kartu kredit yang ada di Indonesia. Layanan call center ini dilayani oleh petugas 24 jam sehingga kapan pun ada pertanyaan atau masalah dapat terjawab. Para pemegang polis ini dapat mengakses layanan dengan memasukan kode yang dikirim oleh pihak AJB Bumiputera 1912 dikombinasi dengan nomor polis sehingga langsung terhubung dengan database mereka sehingga bisa diketahui dengan segera informasi mengenai nasabah yang bersangkutan.

Asuransi Jiwa Bersama Bumiputera harus bisa menyesuaikan dengan perubahan zaman. Istilah Yunani “Panta rhei kai uden menei” ini adalah sepenggal kalimat berbahasa Yunani yang amat popular pada masa Herakleitos, seorang filsuf Yunani Kuno yang hidup 500 SM. Ajaran tersebut mengartikan bahwa segala sesuatu mengalir dan tidak pernah berhenti bagaikan sungai.

Namun kinerja AJB Bumiputera 1912 sudah teruji selama hamper satu abad. Tetapi asuransi Bumiputera dengan usia yang sudah hampir satu abad ini mestinya sudah bisa ‘go international’. Kenyataannya dewasa ini makin banyak perusahaan-perusahaan asing yang masuk menyerbu Indonesia dan menjadi kompetitor. AJAB Bumiputera 1912 dituntut untuk selalu meningkatkan pelayanan kepada nasabah. Salah satu caranya adalah dengan memberikan informasi yang bersifat mobile. Di jaman teknologi informasi ini semua harus dibuat mudah, transparan dan tidak berbelit-belit.

Ada beberapa media utama teknologi informasi yang perlu dikembangkan oleh AJB Bumiputera 1912 untuk menjaring para generasi muda untuk ikut berasurans dan membuka peluang pemasaran yang lebih luas, diantaranya :

1. Layanan chatroom. Ini penting untuk menghubungkan nasabah dengan pihak AJB.

2. Facebook yang terkesan kurang greget. Saat ini pengguna facebook mencapai 571.884.500 pengguna, dan 31.784.080 diantaranya berasal dari negara Indonesia yang merupakan Pengakses/ pengguna terbesar Facebook kedua yang berada dibawah Amerika Serikat yang mencapai pengguna dengan angka 146.805.000.

3. Twitter. Memiliki populasi penduduk urutan 4 terbanyak di dunia, dengan jumlah diatas 230 juta orang, tentunya jumlah pengguna internet di Indonesia sangatlah banyak dan terus berkembang. Menurut riset Sysomos, jumlah pengguna Twitter di Indonesia adalah urutan 6 di dunia, dan Jakarta adalah ibukota Twitter di Asia, mengalahkan Tokyo.

4. Blog. Sebenarnya membuat blog tidaklah sukar. Sumber Daya Manusia terutama yang berlatar belakang TI bisa diberdayakan untuk menyebarkan informasi mengenai AJB Bumiputera.

5. Mig33. Di Dunia, pengguna Mig 33 saat ini mencapai 40 juta anggota, dan di Indonesia sendiri ada sekira 20 juta anggota. Bahkan mereka punya acara kopi darat untuk saling berbagi inforrmasi.

6. Email. Rata-rata orang sudah memiliki e-mail. Apalagi anak muda yang selalu mobile. Sudah banyak handphone dan provider telekomunikasi menyediakan fasilitas pull email atau push email.

7. Milis. Dikelola oleh AJB Bumiputera 1912. Fungsinya hampir mirip dengan chatroom namun fasilitas milis ini bisa menyimpan arsip-arsip tanya jawab dan diskusi yang telah lalu. Berbeda dengan chatroom. Komunikasi cenderung tertutup dan data hasil pembicaraan berlangsung real time namun tidak tersimpan dalam jaringan internet.

Keputusan implementasi teknologi informasi merupakan fenomena kompleks. Kompleksitas tarsebut dapat diamati dari realitas kompleksitas teknologi, perencanaan, sumberdaya yang diperlukan, serta tahap-tahap dalam proses implementasi tersebut. Dalam setiap tahap prosesimplementasi, organisasi senantiasa dihadapkan pada pertanyaan pokok, bagaimana mengkomunikasikan inovasi tersebut agar dapat diterima target pemakai dan bagaimana agar implementasinya berhasil.

Pada konteks organisasional, Kwon dan Zmud (dalam Fichman, 1992), mengembangkan model implementasi teknologi yang terdiri dari 6 tahap, yaitu initiation, adoption, acceptance, routinization, dan infusion, Gambar berikut mengilustrasikan tahap-tahap impelementasi teknologi informasi .

Gambar 1. Tahap-tahap implementasi teknologi informasi.

Penjelasan dari gambar di atas adalah sebagai berikut :

1. Tahap unfreezing

Yaitu ekplorasi terhadap permasalahan-permasalahan atau tantangan organisasi yang dapat dipecahkan dengan implementasi inovasi. Pada tahap ini, pengambil keputusan melakukan pencarian informasi, baik dari sumber internal maupun eksternal. Tahap unfreezing secara aktual ditandai oleh inisiasi, yaitu kesadaran bahwa masalah atau peluang organisasi dapat dipecahkan dengan teknologi baru. Tahap ini dapat dipicu oleh kebutuhan organisasi (organization pull) atau tekanan teknologi (technological push) atau keduanya. Pada umumnya, baik dorongan kebutuhan organisasi maupun tekanan teknologi berlangsung secara simultan, karena keduanya saling berkaitan.

2. Tahap perubahan (change)

Yaitu persiapan menggunakan inovasi sampai inovasi tersebut siap diimplementasikan. Tahap perubahan terdiri dari adopsi dan adaptasi.

a. Adopsi adalah pengambilan keputusan yang ditandai dengan pertimbangan rasional, ditandai dengan komitmen menginvestasikan sumber daya untuk implementasi inovasi.

b. Adaptasi adalah proses persiapan dan penyesuaian yang diperlukan agar inovasi sistem baru siap digunakan.

3. Tahap refreezing

Ditandai mulai diimplementasikan sistem baru, dalam arti inovasi mulai diterapkan, meliputi penerimaan user, penggunaan aktual user, dan penggunaan secara menyeluruh dalam unit organisasi (incorporation) atau infusi.

Generasi Muda sebagai Pasar Asuransi di Masa Depan

Pepatah lama : Sedia payung sebelum hujan

Pengamat Ekonomi Chatib Bisri juga menilai, prospek industri asuransi di Indonesia terbuka lebar. Struktur penduduk Indonesia yang masih muda dan cenderung konsumtif merupakan potensi pasar yang bisa dikembangkan dengan baik. Masyarakat Indonesia cenderung konsumtif, generasi muda itu bagus diarahkan untuk berasuransi.

Disebutkan Bank Dunia, lebih dari setengah penjualan baru sekadar menggantikan pengguna yang hilang. Dari pengguna itu, 95 persen pemutusan kontrak disebabkan pengguna berhenti membayar dan menyerah. Menurut Bank Dunia, ini menunjukkan bahwa konsumen di Indonesia kurang percaya pada komitmen simpanan jangka panjang, termasuk kontrak asuransi jiwa.

Di sisi lain, hasil kajian Swiss Re, perusahaan reasuransi terbesar kedua di dunia, memperlihatkan bahwa industri asuransi nasional, baik jiwa atau pun umum, hanya berada di posisi 41 dari 174 negara dalam hal total volume perolehan premi dan peringkat empat di antara negara Asean.

Pasar besar, dan bisa dilihat berdasarkan umur atau pendapatan. Dulu pembeli asuransi kebanyakan berumur 45 tahun ke atas. Sekarang bergerak di sekitar usia 20 tahun dan awal 30 tahun Kalau dilihat dari hasil sensus penduduk, ada 90 persen warga di bawah usia 39 tahun. Inilah potensi pasar asuransi. Kalau dilihat dari pendapatan, paling tidak mereka yang berpenghasilan Rp 3-3,5 juta sebulan.

Russel Conrad, Regional Director South East Asia Effective Measure, pada keterangannya, 15 Juni 2011 yang dikutip dari Vivanews bahwa lebih dari 9 juta pengguna Internet di Indonesia atau sekitar 28 persen dari seluruh pengguna Internet di negeri ini adalah mereka yang berusia di antara 25 sampai 30 tahun. Kelompok inilah, disebut juga sebagai Digital Natives, yang membentuk tren yang terjadi di dunia maya.

Selain jumlah populasinya merupakan yang terbesar, kelompok pengguna Internet dari usia ini merupakan kelompok yang paling berpengaruh. Lebih dari 1,6 juta Digital Natives mengakses mobile Internet pada Mei lalu.

Per Mei 2011, pengguna Internet dominan lain di Indonesia adalah dari kalangan usia 21 sampai 24, usia 35 sampai 40, kemudian usia 31 sampai 34. Pengguna berusia 15 sampai 20 tahun berada di posisi berikutnya. Adapun persentase jumlah pengguna internet yang paling sedikit adalah berasal dari usia 51 sampai 54 tahun. Generasi muda adalah kekuatan Word of Mouth Marketing (WOMM) diantara anak muda ini sangat kuat. Melalui mulut ke mulut atau jejaring sosial, suatu brand prosuk akan cepat beredar di antara mereka tanpa perlu adanya promo iklan. Bila brand sudah melekat dalam ingatan para pemuda, maka brand image ini akan bertahan lama hingga mereka tua dan kemungkinan tradisi tersebut diwariskan kepada anak dan cucu mereka di masa yang akan datang.

Banyak anak muda yang merasa tidak perlu untuk mengiukuti asuransi karena merasa mereka tidak punya tanggungan dan merasa usia mereka masih muda serta perjalanan hidup masih panjang. Memang salah satu alasan penting mengapa ikut asuransi adalah menjaga agar keluarga kita dapat tetap hidup nyaman dan terjamin walaupun kepala rumah tangga yang selama ini menjadi penopang keluarga mengalami musibah sehingga tidak dapat memberikan uang untuk kehidupan sehari-hari keluarganya. Ikut asuransi bukan berarti berharap cepat-cepat meninggak tetapi sebagai bentuk investasi generasi muda untuk masa depan mereka sendiri.

Sebenarnya dengan mengikuti asuransi sejak usia muda punya banyak keuntungan. Manfaat yang bisa diperoleh antara lain uang premi per bulan yang lebih murah dibandingkan mereka mengikuti asuransi di usia yang lebih tua. Selain itu pembayaran premi dapat lebih cepat memberikan perlindungan seumur hidup kepada pemegang polis. Dengan premi yang lebih kecil akan didapat berbagai manfaat di usia muda seperti asuransi jiwa, asuransi kecelakan, asuransi premi dan manfaat investasi di usia pensiun.

Beberapa Pendekatan AJB Bumiputera terhadap generasi muda

Ada beberapa langkah yang bisa dilakukan oleh AJB Bumiputera 1912 untuk mendekatkan diri dengan generasi muda yang notebene calon nasabah mereka di masa depan. Pendekatan dilakukan melalui media promosi yang dekat dengan kegiatan generasi muda seperti :

1. Mensponsori kegiatan generasi muda sejak dini terutama mereka yang termasuk usia produktif seperti kegiatan bazaar, pekan olah raga antar sekolah atau univeristas, acara pentas musik dan kegiatan seni lainnya.

2. Memberikan beasiswa atau polis asuransi pendidikan kepada siswa-siswa yang berprestasi dan kurang mampu. Ini menunjukan kepedulian AJB Bumiputera kepada pendidikan untuk masa depan generasi muda.

3. Membagikan booklet, brosur, cd, stiker yang bergaya anak muda, dan souvenir lain kepada para generasi muda yang bentuknya unik seperti bros, gelang karet, dan lainnya.

4. Merangkul idola para generasi muda untuk memberikan penjelasan mengenai asuransi seperti pemain band, olahragawan, politikus, sampai model sinetron.

5. Memberikan pelajaran sedini mungkin mengenai asuransi. Manajemen AJB Bumiputera 1912 memang pernah mengusulkan kepada Kementerian Pendidikan Nasional untuk memasukkan kurikulum pelajaran asuransi di sekolah-sekolah namun hingga saat ini buat terealisasikan. Padahal penting untuk menanamkan kesadaran mengenai pentingnya asuransi kepada masyarakat sedini mungkin.

6. Iklan mengenai pentingnya asuransi untuk generasi muda di media masa seperti majalah remaja, radio, televisi, dan internet.

Lalu Bagaimana dengan Masyarakat kelas Menengah ke Bawah?

Di Indonesia, masyarakat yang terkover asuransi masih sangat terbatas. Dari total penduduk 230 juta jiwa saat ini, baru 95,1 juta jiwa yang terlindungi jaminan sosial. Dengan kata lain, ada sekitar 134,9 juta jiwa penduduk Indonesia yang jaminan sosialnya belum teratasi, khususnya asuransi dan jaminan kesehatan. Masih banyak kalangan miskin yang asuransinya belum tercover. Padahal mereka juga membutuhkan perlindungan dan jaminan kehidupan, terutama jiwa dan kesehatan. Saat ini, menurut data Badan Pusat Statistik per Maret 2010, jumlah penduduk miskin Indonesia mencapai 31,02 juta jiwa, atau 13,33 persen dari total penduduk Indonesia.

Pada tahun 2010 pemegang akun di Bank Indonesia sekarang 112 juta orang. Empat tahun lalu hanya 58 juta orang. Dana yang dihimpun hampir Rp 2.600 triliun. Yang berkembang memang menengah ke atas. Memang potensi pasar asuransi lebih ke kalangan menengah ke atas, lalu bagaimana dengan masyarakat menengah ke bawah?

Asuransi pada dasarnya diperuntukkan untuk semua orang. Namun kendalanya tidak semua orang mampu membayar premi. Di Indonesia sendiri sudah banyak orang yang peduli akan hal ini, memang pernah direncanakan pada tahun 2014 Pemerintah Indonesia akan memberlakukan wajib asuransi, semoga rencana ini bisa terwujud sehingga tidak ada lagi anak yang terlantar pendidikannya dan tidak ada lagi orang tidak mampu membayar biaya rumah sakit yang setiap tahun semakin mahal. Semoga saja bisa direalisasikan dan jangan hanya sebagai wacana semata alias NATO (Not Action Talk Only).

Mengacu pada Bank Dunia,bahwa yang termasuk dalam kriteria garis kemiskinan adalah mereka yang hidup dengan purchasing powerparity sebesar 2 dollar AS (sekitar Rp. 18.000) per hari. Itu artinya ada sekitar 50,6 peren atau sekitar 117 juta dari 233 juta jumlah penduduk Indonesia yang tergolong sangat miskin. Sedangkan data BPS pada tahun 2010 menggunakan kriteria yang lebih rendah lagi untuk menentukan mereka yang termasuk miskin. Mereka yang tergolong miskin adalah yang memperoleh pendapatan minimal rata-rata Rp. 211.726 atau sekitar Rp.7.000 per hari. Jadi hanya ada sekitar 13,33 persen atau 31 juta jiwa. Bagaimana mau ikut asuransi, wong mau makan sehari-hari saja sudah susah. Itu mungkin pikiran sebagain besar masyarakat yang berada pada garis kemiskinan. Mereka menganggap asuransi sebagai kebutuhan tersier setelah sandang, pangan, dan papan. Asuransi adalah barang mewah buat mereka.

Salah satu alternatif pembiayaan untuk masyarakat menengah ke bawah ini adalah konsep micro-insurance. Menurut definisi The International Association of Insurance Supervisors adalah “Perlindungan diberikan kepada masyarakat berpenghasilan rendah dari peristiwa kemalangan dengan membayar premi secara proporsional dengan probabilitas terjadinya peristiwa kemalangan tersebut dan tingkat biaya risiko yang terkandung di dalamnya.”

Menurut Craig Churchill dalam Protecting the Poor: A Microinsurance Compendium (2006),micro insurance adalah “the protection of low-income people against specific perils in exchange for regular monetary payments (premiums) proportionate to the likelihood and cost of the risk involved. As with all insurance, risk pooling under microinsurance attempts to allow many individuals or groups to pool risks and redistribute the costs of the risky events within the pool.

Jadi, pada hakikatnya, micro-insurance memiliki tujuan yang sama dengan produk atau program asuransi tradisional, yakni memungkinkan konsumen untuk mentransfer risiko dengan membeli perlindungan yang mereka butuhkan buat melindungi kehidupan maupun usahanya. Manakala berhadapan dengan peristiwa kemalangan, masyarakat berekonomi lemah alias berpenghasilan rendah akan mengalami dampak jauh lebih buruk terhadap kualitas hidup dan konsumsi. Mereka adalah kelompok masyarakat yang paling rawan terhadap risiko, tapi pada saat yang sama tidak terlindungi dari akibat-akibat buruk yang ditimbulkan oleh risiko itu.


Dengan
mengikuti program micro insurance, masyarakat berpendapatan rendah bisa terlindungi aliran penghasilannya akibat risiko tertentu sehingga menghindarkan mereka untuk kembali jatuh miskin. Dengan demikian, keluarga ini bisa berkonsentrasi untuk pembiayaan anak-anak mereka, kesehatan mereka, dan memperbaiki kualitas hidup mereka. Selain itu, meningkatkan keterampilan mereka untuk memperbesar sektor formal yang ditekuni sehingga mengangkat kesejahteraan mereka.

Selaian itu, AJB Bumiputera 1912 tidak hanya mengenalkan produk asuransi, tapi juga kredit mikro yang dikemas dalam program corporate social responsibility (CSR) tanggung jawab sosial dari perusahaan. AJB Bumiputera 1912 dapat melakukannya dengan menggerakan usaha para generasi muda terutama mereka yang mempunyai usaha kecil dan menengah dengan memberikan bantuan kredit mikro, bimbingan dan pelatihan untuk meningkatkan keterampilan mereka. Dengan peningkatan keterampilan tersebut diharapkan dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan hidup mereka. Sumber Daya Manusia AJB Bumiputera 1912 dapat dilibatkan dalam program ini dengan memberikan pendampingan terhadap generasi muda dalam perencanaan keuangan. Usaha ini juga dapat menciptakan lapangan kerja di sekitar mereka tinggal, yang akhirnya ikut mengangkat perekonomian generasi muda lainnya.

Penutup

Jadilah tuan di negeri sendiri, AJB Bumiputera 1912. Semoga AJB kembali bertahan untuk satu abad ke depan. Selain itu AJB Bumiputera jarang sekali beiklan di media massa. Perusahaan asuransi lain menampilkan iklan sampai dua halaman penuh di sebuah media surat kabar terkemuka nasional, dan ada yang dalam sehari beberapa kali muncul iklannya di televisi. AJB Bumiputera 1912 harus lebih memasarkan diri, karena selain kita yang memasarkan diri kita sendiri, who else?

Menjadikan AJB Bumiputera 1912 sebagai powerhouse Indonesia. Menurut Rhenald Kasali (2008), powerhouse yaitu perusahaan-perusahaan besar dari suatu yang menjadi penting karena: pertama, menciptakan lapangan pekerjaan dalam jumlah sangat besar. Kedua, perusahaan tersebut adalah penyumbang GDP dan penerimaan negara yang sangat penting. Ketiga, mengembangakan teknologi baru. Dan keempat, bagi negara-negara berkembang powerhouse adalah simbol kemajuan bangsanya.

Semoga saja AJB Bumiputera 1912 versi 2.0 mampu mewujudkan mimpi tersebut. Selamat ulang tahun yang ke-99.