Sabtu, 31 Mei 2014

45 Alasan Kenapa Saya Harus ke Inggris

Kalau ditanya alasan kenapa saya harus pergi ke Inggris?  Alasan saya bisa ada ratusan alasan. Tapi paling tidak ada 45 alasan kenapa saya harus ke sana.   Ini dia alasannya :
1.    Mengunjungi Bandara Heathrow, London.   Bandara tersibuk nomor lima di dunia ini yang pertama kali ingin saya lihat begitu mendarat di Inggris.  
2.  Menyaksikan langsung Barclay Premier League.  Siapa yang tidak kenal klub Manchester United, Mancheter City, Liverpool, Arsenal, Chelsea dan banyak lagi.  Meski sayang tahun ini tidak ada yang lolos final Liga Champhion.   Syukur-syukur kalau bisa menonton salah satu pertandingan big match dan merasakan aura persepakbolaan Inggris. 
3.    Mengunjungi Stadium Old Trafford, Stamford Bridge, Emirates, Anfield  (semua penggemar bola pasti ngiler terutama adik-adik saya yang MU-mania).
4.       Minta tanda tangan Sir Alex Ferguson untuk buku otobiografinya yang baru saja terbit di Jakarta.  
5.   Banyak sekali penyanyi dan group favorit saya berasal dari Inggris.  Sebut saja The Beatles, Duran Duran, Pet Shop Boys, Queen, Def Leppard, Elton John, Wham, dan banyak lagi.   Inggeris memang rajanya musik dunia.   Kalau Sex Pistols dan The Smith band favorit adik saya.   Kalau dekat, bolehlah mampir ke tempat mereka  (sorry ya buat para penggemar dua band ini, saya kurang begitu fanatik.   Jadi pikir-pikir kalau mau dolan ke tempat mereka).
6.       Melihat museum yang berada di Tower of London.    Dimana bangunan yang dibangun pada tahun 1078 ini awalnya adalah sebuah istana dan pada tahun 1100 beralih jadi penjara.   Dalam  film Jack The Giant Slayer diperlihatkan mahkota yang mampu mengontrol raksasa, dimodifikasi menjadi mahkota raja Inggeris.  Yang artinya mahkota Inggris selain menandakan sebagai pimpinan rakyat Inggris juga pimpinan para raksasa.   Tonton dong filmnya......  
7.    Kudu mengunjungi British Museum dengan koleksinya yang luar biasa.   Buka setiap hari dan gratis.   Bisa seharian nongkrong di museum ini.   
8.     Mengunjungi The London Eye.  Acara televisi Eye To Eye produksi Bloomberg mengambil setting di The London Eye.
9.     Lalu berkunjung ke Abbey Road untuk menyeberang di zebra cross jalanan yang terkenal itu (lihat The Beatles).
10.  Melihat museum Madam Tussauds London dan berfoto dengan tokoh-tokoh  James Bond.   Mertua saya yang fans berat dengan agen 007 pasti akan terkagum-kagum.   Kok bisa?   Rahasia deh Pa....
11. Melihat boks telepon khas Inggeris yang warna merah itu.  Nanti coba ah telpon internasional dari London ke Tangerang......mahal ngga?  Xi..xi...xi...
12.   Bertemu Mr Bean, ha...ha..ha.... Jadi ingat waktu kuliah dulu nonton dan ketawa bareng dengan teman-teman satu kost di rumah induk semang.   Lagi enak-enaknya nonton eh channel-nya diganti sama yang punya tivi, hiks.......
13. Ingat Mr Bean jadi ingat episode waktu berfoto bersama dengan pasukan pengawal Buckingham Palace.  Di mana Mr Bean mengerjai sang pengawal istana (The Queen’s Guard) menjelang pergantian pengawal.   Jadi ketawa sendiri.
14.  Tidak lupa berkunjung ke Windsor Castle yang merupakan salah satu benteng terbesar dan tertua di dunia.   Kabarnya Ratu Elizabeth II di akhir pekan sering berada di benteng ini.  Siapa tahu ketemu Sang Ratu, Bro.....
15. Mengunjungi Istana Beckingham dan kalau bisa bertemu dengan David Beckham dan Victoria Beckham.   Ini sebagai kunjungan balasan atas kedatangan mereka ke Jakarta, he...he...he..
16.   Minta tanda tangan Sir Alex Ferguson untuk bukunya yang baru terbit di Indonesia.
17.   Jalan-jalan naik bus tingkat warna merah ngejreng sambil foto-foto suasana kota London.  
18. Naik kereta api Inggris dan mempelajari sistem perkerapiannya (jadi ingat waktu kuliah S2 di ITB membahas Public Private Partnership (PPP) dengan kasus  privatisasi kereta api Inggeris).
19.   Melihat perusahaan Virgin Air milik Sir Richard Branson.
20.   Ingin melihat kantor Baring Bank yang bangkrut akibat ulah Nick Leeson (1995).   Kasus ini sempat popular saat saya kuliah di Depok dulu.  Sampai saya kliping berita tentang kasus Baring Bank.  Jadi ada kesempatan melihat kantor pusat Baring Bank yang popular itu.
21. Melihat pabrik Roll Royce (meski sekarang sudah diambil alih BMW dan Volkswagen) dan pabrik Jaguar.   Lihat-lihat doang, tidak beli kok.  
22. Berkunjung pabrik Aston Martin.  Buat cerita ke mertua (masih berhubungan dengan James Bond, ha..ha..ha...)
23.   Mengunjungi Makam Margareth Thathcer dan Lady Di.   Dua wanita Inggeris yang saya kagumi.
24.  Melihat rumah kelahiran salah satu tokoh terbesar dunia Isaac Newton di  Woolsthorpe Manor dan melihat tempat di mana Isaac Newton mendapat ide di bawah sebuah pohon apel.
25. Bertamasya ke Royal Botanic Gardens Kew.  Saya bertanya-tanya ada tidak ya padma raksasa (raflesia arnoldii) yang namanya diambil dari tokoh Thomas Stanford Raffles, mengingat tanaman ini langka dan sulit untuk tumbuh di luar habitatnya.  Siapa tahu tumbuh di tempat ini.  
26. Mengunjungi kampus Oxford dan Cambridge yang begitu tenar.  Syukur-syukur bisa melihat pertandingan kanu yang melengenda antara dua universitas ini.   Jadi ingat juga dengan film Oxford Blues (1984) yang dibintangi Rob Lowe.   Saya sempat berkhayal kukliah di sana meski tidak kesampean he...he..he...
27.   Kalau bisa melihat danau Loch Ness yang terkenal itu.  Mengapa ya belakangan ini berita soal Lochness semakin sepi?   Kita buat ramai lagi yuk....
28.   Melihat Stonehenge  dan bertanya-tanya untuk apa monumen batu ini dibangun.  
29.   Melihat Downing Street No. 10, siapa tahu bertemu dengan Perdana Menteri David Cameron.   Selalu di televisi saya melihat bangunan Downing Steet No. 10 sejak jamannya kupu-kupu besi Margaret Thatcher sampai PM saat ini.   Boleh ngga ya foto di depan Downing Street No. 10? 
30.  Melihat istana Buckingham dan berjalan-jalan di sekitarnya untuk mengenang memori pernikahan Lady Di dan Pangeran Charles, juga Pangeran William dan Kate Middleton.  Saya ingat menonton video pernikahan Lady Di dan Pangerang Charles (1981) sewaktu masih kanak-kanak di Samarinda.    Sekalian melihat gereja tempat Lady Di menikah di Saint Paul, atau Kate Middleton yang menikah di Westminster Abbey.    So sweet......
31. Berkunjung ke makan Sir Thomas Stamford Bingley Raffles.   Seoarang warga negara Inggris yang menjadi Gubernur Jenderal Hndia Belanda yang terbesar dan juga pendiri negara kota Singapura.   Isteri Raffles, Olivia Mariamne, meninggal di Buitenzorg (Bogor) dan dimakamkan di Batavia (sekarang Museum Prasasti).   Banyak sumbangan Raffles untuk kemajuan Indonesia.   Salah satu Raffles yang terkenal adalah History of Java.   Tidak seperti Sir Alex Ferguson, untuk yang satu ini saya tidak akan meminta tanda tangannya.   Ih, serem.....
32.   Berkunjung ke Imperial War Museum untuk mempelajari sejarah World War I dan World War II yang melibatkan Inggris.   Bagaimana revolusi industri di Inggris di satu sisi melahirkan kemajuan bagi umat manusia dan di satu sisi dapat menjadi senjata pembunuh massal. 
33. Juga tidak lupa mengunjungi Katedral Santo Paulus.    Meski saya muslim, saya penasaran dengan bangunan yang dibangun sebagai penghormatan terhadap Rasul Paulus pada tahun 604 meskipun bangunan yang ada saat ini dibangun pada abad 17.
34.   Roman Baths atau tempat pemandian Romawi.   Masih boleh mandi ngga ya di sini?  
35.  Untuk mengenang sejarah kebesaran kelautan Inggris,kudu mampir di Portsmouth Historic Dockyard dan melihat kapal HMS Victory.
36.   Jalan-jalan ke sirkuit Silverstone, mudah-mudahan ada sponsor yang bayarin nonton F1 atau MotoGP.   Saya dan anak-anak sering melihat sirkuit ini di televisi.   Ya, saya cukup puas kok walau hanya melihat saja.  
37.  Melihat Leeds Castle yang indah.  Sebuah kastil yang berdiri kokoh di sebuah pulau kecil yang dikelilingi oleh Sungai Len.
38. Berkunjung ke Globe Theater yang berada di South Park, tepian Sungai Thames.   Merupakan salah satu tempat favorit Shakespeare untuk menulis drama.   Coba deh nonton Shakespeare in love.  To be or not to be.  
39.  Sebelum pulang ke Jakarta, mampir dulu Blackpool Pleasure Beach.   Melihat begitu banyak wahana termasuk Ripley’s Believe it or Not dan Grand National.
40.   Tak lupa berkunjung ke London Zoo sekaligus berekreasi di Regent’s Park and Primrose Hill.  
41.   Mudah-mudahan bisa melihat festival Cheese Rolling.  Itu lho festival dimana para pesertanya mengejar keju bundar yang menggelinding di lereng dengan kemiringan 45°.   Saya memilih melihat saja ah.... Ngeri, takut jatuh dengan kepala duluan.
42. Mejeng di Trafalgar Square dan berfoto dengan latar belakang Nelson’s Column.   Nelson’s Column adalah sebuah pilar yang dibangun untuk memperingari Horatio Nelson, wakil laksamana yang memimpin Inggris pada Perang Trafalgar.
43. Mampir ke museum Fitzwilliam sekaligus jalan-jalan lihat Universitas Cambridge yang terkenal itu.   Museum ini letaknya memang ada dalam kawasan universitas.   Gratis lho dan bisa sambil cuci mata......
44.   Mengunjungi History Museum London.   Saya mau coba bandingkan dengan Museum Nasional Jakarta dan Museum Fatahilah.   Hayoo.....
45.   Berkunjung ke Rhossili Bay di Swansea yang katanya pantai terindah di Inggris.   Mari kita buktikan.

Nah itu 45 alasan kenapa saya harus ke Inggris.   Banyak yang ingin saya ketahui dan kunjungi tentang Inggris.   Kenapa hanya 45 alasan?  Alasannya karena hari ini saya ada UTS  di kampus mata kuliah Perencanaan Struktur Jembatan dan deadline lomba juga hari ini.   Jadi itulah 45 alasan utama kenapa saya harus ke Inggris.   (Psstt.....Bos, passport sudah ada lho....).  So good luck and wish me luck on my exam today.
Kesimpulannya, banyak tempat yang harus dikunjungi di Inggris.  Tujuh hari saja sepertinya tidak cukup.  Tapi paling tidak  bisa memenuhi rasa penasaran saya pada beberapa tempat di atas.   So, wait for me England, ha..ha..ha..  



Jumat, 09 Mei 2014

Bi-Pro Magazine Menuju Situs Nomor 1 Bipro (Bisnis dan Promosi)

Bi-pro Magazine kini telah hadir dalam blantika pemberitaan di media internet melalui situs www.bipro-magazine.com.  Situs yang launching pada pukul 10.00 WIB tanggal 11 Desember 2013 di Pekan Baru.  Waktu launching dilambangkan sebagai deretan angka 10 11 12 13 (nomor cantik) mempunyai makna khusus yakni peningkatan.  Terus menanjak dan berkembang tak hanya dari segi kuantitas tetapi kualitas berita.    
Bi-pro sendiri diambil dari penggalan dua kata yaitu Bisnis dan Promosi.  Ini sebagai pembeda dengan situs lainnya.    Bi-pro Magazine memfokuskan pada publikasi dan promosi kegiatan pemerintah, perusahaan swasta, BUMN, maupun pribadi.   Lalu mengapa Bi-pro Magazine bukan Bi-pro news atau newspaper?  Bukankah magazine  sifat pemberitaannya lebih berkala sedangkan news selalu update setiap saat.  


Dari profil situs Bi-pro Magazine sendiri terjawab, bahwa situs ini berbeda dengan news portal lain dengan liputan yang lebih terencana, terarah, dan komunikatif serta selalu update setiap saat.  Selain itu adanya AFTA (Asean Free Trade Agreement) pada 2015 membuat persaingan di dunia publikasi dan promosi akan semakin penting bagi perusahaan di Indonesia untuk bersaingan dengan perusahaan ASEAN lainnya.  Di sinilah letak peran Bi-pro Magazine untuk membantu mengembangkan iklim investasi di Indonesia.  
Saat ini memang masyarakat membutuhkan data yang cepat dan akurat serta dimana saja mengenai bisnis dan properti.   Era mobile data menjadi faktor utama pendorong peralihan life style masyarakat dalam mencari berita dan informasi.   Sehingga orang sedang di bus, bandara, ruang tunggu, dan tempat lainnya dapat mengakses infomasi.    Sebab itu Bi-Pro Magazine kini hadir di adroid dan dapat didownload di situs mereka.   Di sini terlihat bahwa managemen Bi-Pro Magazine jeli melihat pasar.  Diperkirakan tahun ini perkembangan pengguna adroid meningkat 189 persen dibanding tahun lalu.



Belakangan semakin banyak perusahaan mengubah bidang usaha media cetak mereka menjadi media digital. Beberapa contoh perusahaan yang menutup usaha koran atau majalah menjadi digital seperti seperti Newsweek, The Miami Herald, The Detroit News, Boston Globe, dan Asian Week.   Mereka menyadari potensi besar industri digital hingga hampir semua surat kabar besar mempunyai situs berita.   Persaingan di media digital menjadi semakin panas dan ketat.    Bi-pro Magazine menyadari akan potensi dari market ini terutama terkait biang bisnis dan promosi. .      
Bi-pro Magazine menyediakan berbagai informasi yang dibutuhkan masyarakat.  Berbagai informasi tersedia di website ini.  Dari webite tersedia berbagai ragam berita mengenai bisnis, informasi, dan pariwisata.  Selain itu dalam situs Bi-pro Magazine juga ada beberapa informasi lainnya seperti produk, fashion, kuliner, budaya, dan hotel. 
Dalam situs Bi-pro Magazine juga terdapat update berita mengenai perbankan, inverstasim, properti, socmed, hiburan.  Namun ada satu informasi yang rasanya perlu ditambahkan yaitu kesehatan. Biasanya otang sering mencari infomasi perkembangan kesehatan di situs e-magazine
Jadi bisa dikatakan Bi-pro magazine sebagai sebuah one stop shopping market di dunia digital. Hanya dengan membuka situs Bi-pro Magazine kita bisa mendapatan berbagai macam informasi.  Bi-pro Magazine membuat pembacanya menjadi lebih pintar.  
Untuk menjadi nomor 1 memang masih banyak yang harus dibenahi dan dihadapi Bi-pro Magazine mengingat umur situs ini belum genap satu tahun.   Persaingan akan semakin ketat dimana ada e-magazine lain yang siap untuk bersaing seperti kompas.com, detik.com, republika.co.id, dan masih banyak lagi.
Hal  ini jelas dalam visinya menjadikan Bi-pro Magazine sebagai situs informasi bisnis dan promosi (bi-pro) nomor 1.  Ada satu yang rasanya perlu ditambah dalam Bi-pro Magazine situs.  Adanya tagline yang mendekatkan diri di hati pembacanya.  Orang akan langsung teringat Nokia ketika membaca Connecting People, Just Do It terbanyak produk Nike atau Yamaha ketika teringat kata Semakin di Depan.  
Seperti kata para ahli branding, tagline erat kaitannya dengan positioning seluruh produk atau jasa.   Nah, untuk Bi-pro Magazine perlu dipikirkan kata apa yang pantas untuk menggambarkan situsnya tersebut.   Bila perlu adakan pula lomba tagline Bi-ProMagazine sebagai langkah mendekatkan diri kepada pembaca sekaligus media promosi.  Seperti yang dilakukan Bi-ProMagazine saat ini dengan menggelar lomba karya tulis bloger dengan hadiahtotal puluhan juta rupiah.
Ini menjadi tantangan bagi Bi-pro Magazine.   Bi-Pro Magazine harus lebih sering mempromosikan diri.  Untuk itu Bi-pro Magazine menjalin kerjasama dengan berbagai media baik online maupun media cetak.  Ini sebuah langkah baik untuk memperluas jangkauan pembaca.  Terus terang, sebagai sebuah media online baru masyarakat masih belum banyak yang mengetahui sepak terjang Bi-pro  Magazine.  Seperti pepatah tua, tak kenal maka tak sayang.
Dengan usia Bi-pro Magazine yang masih sangat muda semua ini akan menjadi tantangan untuk menjadi nomor satu mengingat telah ada situs-situs lain yang ada lebih dulu dan mapan.   Seperti salah bait dalam puisi Wiji Thukul, Maka hanya ada satu kata : lawan!  Pembaca tahu mana yang terbaik buat mereka dan Bi-pro Magazine hadir untuk itu.  
Maju terus, Bi-pro Magazine.