Jajan sih boleh saja
Sisihkan buat nabung
Belanja sih boleh saja
Tak lupa nabung
Asik asik deh
Menabung – Saskia, Geofanny, dan Titiek
Puspa
Dari pengalaman
sebelumnya, jika saya menyimpan uang tunai di rumah atau di ATM (Anjungan Tunai
Mandiri), bisa dipastikan akan cepat habis.
Biasanya habisnya untuk keperluan konsumtif. Belanja, belanja, dan belanja. Dulu masih berdua (just me and mamanya anak-anak) sih enak-anak saja. Pengeluaran saat itu juga tidak banyak. Namun seiring waktu kebiasaan shopping till drop ini punya dampak yang tidak baik bahkan kronis
alias menahun.
Saya mulai jaga
jarak dengan isteri kalau dapat uang sampingan atau uang kaget, he...he...
Boleh ‘kan white lies alias berbohong
demi kebaikan. Karena kalau sampai
ketahuan, isteri pasti bawaannya ingin shopping. Tapi saya waswas juga kalau menaruh uang
tunai terlalu banyak di rumah atau di ATM.
Kan gampang kalau mau pakai.........tinggal tarik tunai atau debet. Alhasil, saya mulai putar otak. Solusinya saya membuka 2 rekening bank baru
(sebelumnya saya hanya punya satu rekening untuk gaji). Total jenderal, saya punya punya 3 kartu ATM
dari tiga bank berbeda. Untuk Anda
yang akan membuka tabungan, bisa mencari bank yang terpecaya di website cermati.com. Ada puluhan info lengkap
tentang bank. Mulai dari setoran
pertama, suku bunga, biaya administrasi, dan fasilitas lainnya.
Kartu ATM yang
pertama (selanjutnya disebut ATM 1) diterbitkan oleh bank pemerintah, dan ini menjadi
rekening untuk manampung transfer gaji bulanan.
Kartu ATM kedua (ATM 2) juga
diterbitkan oleh bank pemerintah. Kartu ATM 2 ini khusus untuk tabungan. Kartu ATM 2 sengaja saya potong agar tidak
gampang mengambilnya . Kalau mengambil
harus datang ke bank. Ribet juga ‘kan
kalau harus antri, apalagi pas jam kantor.
Nah, kartu ATM ketiga ini (ATM 3) yang punya tugas khusus. Kartu ATM 3 diterbitkan sebuah bank swasta
yang terkenal dengan jumlah ATM-nya yang banyak tersebar di Nusantara. Kartu
ATM 3 punya tugas penting untuk menyalurkan dana dan menabung. Biasanya saya menggunakan kartu ATM 3 begitu
dapat dana ekstra macam uang lembur, bonus, uang hasil perjalanan dinas, atau
tunjangan hari raya (thr).
Uang tersebut
langsung saya setorkan secara tunai melalui mesin ATM 3. Saya
transfer sebagai tabungan di ATM 2.
Sebagian lagi tetap disimpan di ATM 3 sebagai dana taktis. Dana tunai yang tersimpan di kartu ATM 3 jumlahnya
maskimal tidak boleh lebih dari Rp 10 juta.
Kalau jumlah tersebut tercapai biasanya saya belikan dua batangan emas
Antam (Aneka Tambang) 24 karat @10 gram.
Atau terserah Anda, mau mulai
dengan membeli emas Antam batangan ukuran lebih ringan juga boleh. Banyak kok tersedia batangan emas Antam dengan berat 1 gram, 2
gram, atau 2,5 gram di toko emas. Harga jualnya selama ini sih selalu lebih
mahal dibandingkan harga sewaktu saya beli.
Intinya : ATM 1 (Gaji), ATM 2
(Tabungan), ATM 3 (Setor Tunai, Taktis dan Modal Beli Emas Antam)
Kalau jumlah kecil,
dibawah Rp 50 ribu saya tabung di celengan (khusus pecahan uang kertas). Sedangkan untuk uang logam juga ada celengan
khususnya. Celengan untuk pecahan Rp.
1.000 dipisahkan dengan celengan Rp. 500. Kalau sudah penuh, saya suruh pembantu di
rumah menukarkannya di warung atau tukang sayur, he...he.. he... hasil penukaran saya simpan dalam petty cash di rumah. Bisa digunakan untuk jalan-jalan, makan di
luar, atau nonton di bioskop.
Untuk urusan batangan
emas, saya sendiri tidak pernah bercerita pada isteri. Isteri tahunya saya punya simpanan emas
tetapi berapa jumlahnya ia tidak tahu. Ada
brankas kecil di rumah khusus untuk menyimpan emas (tempatnya dirahasiakan). Kalau masih dibawah 50 gram, masih enak
menyimpannya di rumah. Bagaimana kalau
jumlahnya sudah 100 gram bahkan lebih? Apa tidak ngeri tuh menyimpan emas sebanyak itu di rumah? Apa tidak takut dicuri? Terus terang saya sendiri takut.
Lalu apa
solusinya? Saya menyewa deposit box di sebuah bank yang terpercaya. Batangan-batangan emas aman tersimpan di
sana. Biaya sewa deposit box tidak mahal kok,
biasanya biaya sewa dihitung per
6 bulan atau 12 bulan. Terserah kebutuhan
para ‘emak gaoel’ dan non ‘emak gaoel’ alias bapak-bapak. Kalau
nabung jangan dihitung, begitu nasehat orangtua. Benar juga, tanpa saya sadari ternyata
jumlah simpanan emas sudah mencapai 200 gram atau sekitar Rp 100 juta. Alhamdulillah.
Emas saya jual,
hasilnya dijadikan uang muka mobil baru.
Maklum selama ini saya masih mengandalkan motor untuk mobilitas. Padahal dua anak saya sudah
besar-besar. Tidak berasa lho, tabungan
emas saya sudah sebanyak itu. Ini menjadi kejutan buat isteri dan anak-anak
saya. Waktu jalan-jalan di sebuah mall,
saya ajak isteri untuk memilih mobil yang ia sukai. Perhitungan saya, dengan DP (down payment atau uang muka) sebesar 50
persen, sisa angsuran per bulan masih mampu saya bayar. Akhirnya, jadi juga mudik dengan mobil baru
Lebaran tahun ini.
Ket. hasil tabungan emas batangan dibelikan mobil baru
Tabungan emas ini memang
sejak awal untuk kebutuhan komersial, misalkan membeli mobil, jalan-jalan ke
luar kota, televisi, renovasi rumah, jam tangan, dan lain-lain. Sekarang sudah harus mulai menabung lagi,
mengisi deposit box batangan emas
yang mulai kosong. Ayo semangat...............
Bagaimana tabungan
yang ada ATM 2? Tabungan ini digunakan hanya
untuk bayar berobat, uang masuk sekolah atau keadaan darurat lainnya. Tidak boleh diotak-atik. Anggap saja tidak ada.
Itulah trik
menabung saya selama ini menggunakan fasilitas 3 kartu ATM (walaupun pada
kenyataannya hanya menggunakan 2 kartu, satu kartu lagi tidak pernah dipakai). Dimana ada kemauan, di sana ada jalan. Benar juga kata pepatah, no sweet without sweat.
Keterangan :
"Tulisan ini diikutsertakan dalam Lomba Blog Share Tips Menabungmu bersama Blog Emak Gaoel dan Cermati"