Slogan Hari AIDS Sedunia (Gambar : poz.com)
Memperingati hari AIDS Sedunia yang jatuh pada tanggal 1 Desember 2012 lalu, DKT Indonesia bersama dengan Komisi Penanggulangan AIDS Nasional (KPAN) kembali mencanangkan Pekan Kondom Nasional untuk ke-enam kalinya. Acara yang berlangsung selama 1 minggu sejak tanggal 1 Desember ini diwarnai dengan Konser Goyang Sutra di Lapangan Kopasus, Cijantung, edukasi tentang HIV/AIDS di 12 kota besar seluruh Indonesia.Dalam rangka memperingati Pekan Kondom Nasional pula, dalam blog ini akan diuraikan secara singkat mengnai apa itu HIV/AIDS, cara penularannya, serta peran kondom dalam mengurangi dan mencegah penularan HIV/AIDS terutama mereka yang masuk dalam kategori kunci atau mereka yang beriko tinggi.
Apa sih HIV/AIDS itu?
Dibawah ini adalah virus HIV yang begitu terkenal dan menghebohkan
masyarakat dunia dalam beberapa dekade belakangan ini. Ukuran virus HIV pertama
adalah bentuk molekulnya yang berukuran 1/20 kali dari ukuran bakteri E.Coli,
dan jika dibandingkan dengan sel darah putih yang ada pada manusia ukuran virus
HIV 1/70 kali dari ukuran sel darah putih. Virus ini dikelilingi oleh membran
yang terbuat dari bahan lemak dan ditumbuhi paku-paku kecil di sekelilingnya
yang terbuat dari protein. Materi genetik yang di bawa oleh virus HIV ini ada
di dalam membran sel . Di samping itu virus HIV ini juga memiliki beberapa
macam protein yang di butuhkan untuk mereplika atau membelah dirinya sendiri.
Peta Penyembaran HIV/AIDS (sumber : wikpmedia.org)
Persepsi tentang HIV/AIDS
Selama ini persepesi sebagian masyarakat tentang pengertian HIV dan AIDS itu adalah sama, padahal memiliki arti yang berbeda. HIV adalah singkatan dari Human Immunodefiency Virus, bila seseorang terinfeksi HIVmaka disebut HIV positif artinya virus HIV sudahmasuk ke aliran darah dan akan tetap berada di aliran darah seseorang. Virus HIV ini akan merusak system kekebalan tubuh secara perlahan samapi bertahun-tahun.
Selama ini persepesi sebagian masyarakat tentang pengertian HIV dan AIDS itu adalah sama, padahal memiliki arti yang berbeda. HIV adalah singkatan dari Human Immunodefiency Virus, bila seseorang terinfeksi HIVmaka disebut HIV positif artinya virus HIV sudahmasuk ke aliran darah dan akan tetap berada di aliran darah seseorang. Virus HIV ini akan merusak system kekebalan tubuh secara perlahan samapi bertahun-tahun.
Sedangkan AIDS adalah
singkatan dari Acquired Immune Defiency Syndrome akibat adanya virus HIV
tadi. Jadi HIV merujuk kepada virus penyebab AIDS sedangkan
AIDS merujuk pada penyakit yang timbul akibat terinfeksi virus HIV. Masa inkubasi antara masuknya HIV sampai
dengan timbulnya AIDS terinfeksi virus HIV.
Masa inkubasi antara masuknya HIV dengan timbulnya AIDS adalah antara 10
sampai 15 tahun tergantung dari kekebalan tubuh masing-masing penderita.
Fakta :
-
Transfusi darah yang mengandung HIV
-
Menggunakan jarum suntik secara bergantian,
tidak steril, misalnya narkoba suntik.
-
Hubungan seks bebas, berganti pasangan tanpa
menggunakan kondom.
-
Dari Ibu HIV positif ke bayi melalui
kehamilan dan menyusui.
Fakta :
Bahwa virus penyakit HIV/AIDS dengan gejala yang baru
muncul bertahun-tahun atau bahkan 20 tahun itu tidak tertular melalui beberapa
kegiatan di antaranya berbagi makan dan minum, berciuman, berdekatan, berjabat
tangan, bersentuhan, digigit nyamuk, kamar mandi, keringat, hingga penggunaan
kolam renang bersama.
Bagaimana penyebaran
HIV/AIDS di Indonesia?
Untuk pertama kalinya
kasus HIV/AIDS di Indonesia ditemukan di Pulau Bali pada tahun 1987 tetapi
pada tahun 2012 ini kasus HIV/AIDS sudah menyebar di 34 provinsi dan 341 kabupaten/kota di
Indonesia.
Jumlah penderita
HIV/AIDS di Indonesia masih tinggi.
Diperkirakan terdapat 500.000 lebih penderita di seluruh wilayah
Indonesia. Dari jumlah tersebut, 71
persen disebabkan periaku heteroseksual beresiko. Kasus HIV/AIDS berdasarkan faktor risiko penularan
tertinggi adalah melalui heteroseksual, kemudian diikuti dengan napza sungik
sebesar 18,7 persen, dan perilaku seks lelaki sema jenis (homoseksual) sebesar
3,9 persen.
Berdasarkan data
Kementerian Kesehatan, jumlah penderita AIDS di Indonesia pada tahun 2012 hingga bulan September mencapai 3.541
orang. Jumlah itu turun dibandingkan tahun
2011 yang mencapai 6.187 orang. Jumlah
pengindap HIV turun dari 21.031 orang menjadi 9.883 orang. Lebih
irosnisnya lagi sebanyak 37,1 persen adalah mereka yang berusia produktif
antara 30-39 tahun. Meskipun jumlah penderita menurun namun cakupan luas
penularan menjadi lebih luas. Saat ini saja untuk membiayai pengobatan
HIV/AIDS diperlukan dana sebesar 65 juta dollar AS. Jika tidak ada upaya pencagahan, biaya
pengobatan akan meningkat lebih dari tiga kali limpat menjadi 202 juta dollar
AS pada tahun 2020.
Berdasarkan jenis
kelamin, kasus penderita AIDS adalah 61,8 persen laki-laki, dan 38,2 persen
perempuan dan terjadi peningkatan jumlah kasus HIV dan AIDS pada perempuan yang
tidak berperilaku seksual berisiko tinggi namun tertular dari pasangan tetapnya
(suami) yang berperilaku seksual berisiko tinggi. Kaum Lelaki berpotensi menjadi “jembatan
penularan”HIV ke isteri dan anak-anak mereka.
Sebab itu pada peringatan Hari AIDS Sedunia pada Desember 2012,
Kementerian Kesehatan mengangkat tema “Lindungi Perempuan dan Anak dari HIV dan
AIDS”. Bila penanganan
terbatas, tahun 2020 jumlah mencapai 1,6 juta.
Saat ini Indonesia adalah salah satu dari lima besar jumlah infeksi HIV
di Asia, bersama India, Thailand, Myanmar, dan Nepal.
Logo Hari Aids Sedunia versi Indonesia (gambar : aidsindonesia.org.id)
Komisi Penanggulangan
AIDS Nasional (KPAN) juga mencatat kasus kumulatif AIDS di kalangan perempuan
di Indonesia hingga tahun 2010 menunjukkan rekor tertinggi dipegang Ibu rumah
tangga yakni 1.970 kasus, lebih tinggi dibandingkan kasus pada pekerja seks. Akibatnya epedemi
HIV/AIDS ganda terjadi, selain mengenai ibu rumah tangga juga menulari kepada
bayi atau anak mereka. Banyak kasus
ditemukan suami mengindap HIV/AIDS, ternyata setelah isteri dan anaknya
diperiksa juga positif mengindap HIV/AIDS.
Ini yang kemudian mengundang
keprihatinan. Selama ini selalu
dipersalahkan dalam penularan HIV/AIDS ini adalah para wanita penjaja seks
namun para lelaki langganan mereka luput dari perhatian. Padahal para lelaki yang telah menikah punya
potensi besar menulari kepada isteri dan anak-anak mereka. Ini yang perlu menjadi perhatian semua
pihak.
Kaum lelaki diminta
untuk lebih bertanggung jawab dalam perilaku seksual mereka. Sebanyak 1,6 juta perempuan beresiko tinggi
tertular HIV karena menikah dengan laki-laki beresiko tinggi,yaitu membeli jasa
pelayanan seksatau memakai narkoba jarum suntik secara bergantian.
Data dari
KPA Provinsi Bali dari tahun 1987 hingga Juni 2012, tercatat 6.292 temuan kasus
HIV/AIDS berdasarkan kelompok beresiko dengan jumlah yang paling banyak terjadi
pada kelompok heteroseksual 73,4 persen, pengguna narkoba melaui jarum suntik
bergantian (12,7), dan homoseksual (3,9 persen).
Kasus HIV/AIDS di
Indonesia secara kumulatif mencapai 120.000 orang sejak 1997 sampai September
2012. Namun diperkirakan jumlah
penderita HIV/AIDS lebih dari itu karena banyak kasus penderita HIV/AIDS yang
tidak dilaporkan . Padahal dalam SK
Menko Kesra Nomor 9 Tahun 1994 disebutkan bahwa para pengindap HIV dan
penderita AIDS penting untuk memberitahukan tentang hidup dan penyakitnya dan
cara-cara untuk mencegah penularan kepada orang lain.
Tidak. Tidak ada obat
yang dapat sepenuhnya menyembuhkan HIV/AIDS. Perkembangan penyakit dapat
diperlambat namun tidak dapat dihentikan sepenuhnya. Kombinasi yang tepat
antara berbagai obat-obatan antiretroviral dapat memperlambat kerusakan yang
diakibatkan oleh HIV pada sistem kekebalan tubuh dan menunda awal terjadinya
AIDS. (lengkapnya bisa diakses di sini)
.
Fakta :
Berdasarkan
megapolitan.kompas.com, Penelitian
terbaru menunjukkan, pengidap HIV/AIDS bisa disembuhkan. Kuncinya terletak pada deteksi dini HIV dan pengobatan
segera setelah didiagnosis dengan terapi antiretroviral (ARV).
Ketua Unit Pelayanan Terpadu HIV Rumah Sakit Cipto
Mangunkusumo, Zubairi Djoerban, saat menyampaikan hasil Konferensi
Internasional AIDS ke-19 Tahun 2012 di Washington DC, Amerika Serikat, akhir
Juli lalu, di Jakarta, Jumat (3 Agustus 2012), mengatakan, tiga orang pengidap
HIV, masing-masing disertai leukimia akut, limfoma Hodgkin, dan limfoma
non-Hodgkin, bisa sembuh total. Kita
tunggu saja perkembangannya lebih lanjut di Indonesia.
Upaya apa saja yang
perlu dilakukan untuk mencegah penularan HIV/AIDS melalui hubungan seksual ?
Benar kata pepatah,
lebih baik mencegah daripada mengobati.
Pencegahan terhadap penularan HIV/AIDS ini ada pada mereka yang
berperilaku berisiko, seksual atau narkoba, dan bagi yang terinfeksi harus
terbuka. Pada 2012, pola
penularan tertinggi yaitu melalui transmisi seksual sebesar 81,8 persen diikuti
oleh penularan akibat penggunaan alat suntik tidak steril sebesar 12,4 persen. Seperti disebutkan sebelumnya bahwa penderita kasus AIDS adalah 61,8 dan terjadi peningkatan jumlah kasus HIV dan AIDS pada
perempuan yang tidak berperilaku seksual beresiko tinggi namun tertular dari
pasangan tetapnya (suami) yang berperilaku seksual beresiko tinggi amat
memprihatinkan. Upaya pencegahan penularan positif HIV kepada isterinya dapat dicegah dengan kondom.
Mengapa perlu
memakai kondom?
Kondom terbukti
mengurangi kemungkinan penularan HIV/AIDS hampir 100 persen, tergantung dari kondisi kondom itu sendiri dan cara penggunaannya. DKT sekaligus merayakan keberhasilannya dalam pencapaian angka pemasaran sosial sebanyak 1 milyar kondom di Indonesia sejak tahun 1996. Data BKKBN memang mencatat peserta KB pria terus meningkat dari tahun ke tahun. Dari 27,5-28 juta peserta KB di Indonesia, 1,3% di antaranya adalah pria. Di antara jumlah tersebut, 0,9% menggunakan kondom dan 0,4% yang memakai metode vasektomi.
Jadi selain perlu promosi penggunaan kondom lelaki untuk mencegah penularan HIV/AIDS ini. Sayangnya promosi penggunaan kondom sering diasosiasikan dengan pelegalan atau promosi seks bebas. Selain itu ada anggapan bahwa kondom akan mengurangi kualitas kenikmatan dari hubungan seks itu sendiri.
Jadi selain perlu promosi penggunaan kondom lelaki untuk mencegah penularan HIV/AIDS ini. Sayangnya promosi penggunaan kondom sering diasosiasikan dengan pelegalan atau promosi seks bebas. Selain itu ada anggapan bahwa kondom akan mengurangi kualitas kenikmatan dari hubungan seks itu sendiri.
Seperti penuturan
Cece yang sebagaimana dikutip dari health.kompas.com, sebagai pekerja seks di sekitar Stasiun Besar Bandung, ia mengungkapkan sebagian besar pelanggannya
menolak memakai kondom dengan alasan kurang nikmat. Cece sendiri tidak berani memaksakan tamunya
menggunakan kondom karena takut pelanggannya lari ke wanita penghibur yang
lain.
Tidak seperti di
Thailand no kondom no sex, di Indonesia belum bisa memaksakan penggunaan
kondom. Pajabat terkait baru bicara
tentang kampaye kondom saja sudah di demo padahal hal itu bukan untuk
mengkampayekan sex bebas tetapi untuk melindungi kaum perempuan.
Kemitraan Pemerintah
dengan Lembaga Swadaya Masyarakat serta dunia usaha memainkan peran penting dan
diakui sebagai mitra setara dalam usaha nasional untuk penanggulan HIV/AIDS di
Indonesia. Untuk menjangkau orang-orang
dan kelompoknya, dengan kebutuhan khusus antara lain kelompok remaja, agama,
wanita, profesi yang biasanya tidak atau sulit terjangkau oleh petugas
pemerintah.
Fakta :
Ketua Majelis Ulama
Indonesia (MUI) Amidhan mengatakan kampanye kondom dikhawatirkan akan
disalahgunakan untuk penzinahan.
“Dikahawatirkan digunakan tidak sebagaimana mestinya kan untuk kontrasepsi dan jika ada kampanye seperti ini nanti akan digunakan untuk suami isteri dan menyuburkan pelacuran,” kata Amidhan kepada BBC Indonesia pada 1 Desember 2012.
Menteri Kesehatan
menyatakan kampanye pengguna kondom hanya dilakukan kepada kelompok yang
berisiko (kelompok kunci) dan tidak untuk seluruh kalangan masyarakat. Selain masalah
kampanye penggunaan kondom, upaya pemberian pendidikan seks dan reproduksi
kepada remaja juga masih mendapatkan penolakan karena dianggap akan
meningkatkan seks bebas.
Lain di Indonesia,
lain pula di Filipina yang mayoritas penduduknya penganut Katolik. Penyataan Paus Benedict XVI tentang
penggunaan kondom memakai alasan moral untuk mencegah penyebaran HIV, khususnya
melindungi pasangan dari HIV, alasan
moral juga bisa digunakan bagi penggunaan kondom untuk kesejahteraan keluarga.
Pernyataan Paus Benedict
XVI tentang penggunaan kondom untuk ”kasus-kasus khusus”, meski tetap
menggunakan alasan moral, memberi dukungan berarti bagi upaya meloloskan
Rancangan Undang-Undang Kesehatan Reproduksi (Reproductive Health Bills, RH
Bills ) di Filipina. Sebelumnya Ringkasan buku
Light of the World: The Pope, the Church and the Signs of the Times itu
diterbitkan pada 20 November 2010 oleh L’Osservatore Romano, koran resmi
Vatikan. Pernyataan itu mengejutkan karena pada tahun 2009 ia menyatakan,
infeksi HIV di Afrika semakin memburuk dengan distribusi kondom. Pernyataan itu
menuai reaksi keras dari banyak pihak.
Apakah kondom hanya diperuntukkan lelaki saja?
Kondom selama ini indentik digunakan oleh lelaki padahal selama ini sebenarnya ada juga kondom yang dikhususkan untuk wanita. Kondom wanita dirancang khusus untuk digunakan oleh perempuan, berbentuk silinder yang dimasukkan ke dalam alat kelamin atau kemaluan wanita.Kondom wanita berfungsi untuk mencegah kehamilan dan mengurangi resiko penyakit menular seksual. Kondom wanita memiliki dua ujung di mana ujung yang satu yang dimasukkan ke arah rahim tertutup dengan busa untuk menyerap spermadan ujung yang lain ke arah luar terbuka. Cara kerja kondom wanita sama dengan cara kondom lelaki, yaitu mencegah sperma masuk ke dalam alat reproduksi wanita. Manfaat, keterbatasan maupun efek samping yang ditimbulkan kondom wanita, hampir sama dengan kondom lelaki.
sumber : catatabliza.blogspot.com
Fakta :Situasi itu tampaknya akan segera berubah, menyusul disetujuinya kondom perempuan versi baru produksi Female Health Co, bulan lalu oleh FDA. Kondom perempuan versi baru itu menggunakan bahan yang disebut FC2
1. Bahwa
kondom mengurangi kenikmatan.
2. Bahwa
kondom berpori. Padahal anggapan ini
sudah tidak relevan lagi karena kondom yang ada saat ini adalah kondom lateks
yang cukup kuat dan sudah diuji untuk menahan sperma dan HIV. Kondom berperan sebagai dinding penghambat
agar tidak terjadi pertukaran cairan, seperti darah, air mani, atau cairan
vagina antar pasangan yang melakukan hubungan seks.
sumber : buzzfeed.com
Fakta tentang Kondom
Berikut fakta-fakta yang perlu diketahui mengenai kondom sebagaimana dilansir dari timesofindia,
Senin (21 Mei 2012):
1. Pada
kenyataannya, peluang kondom untuk gagal mencegah kehamilan tidak lebih dari
dua persen.
Sebagian besar kasus itu terjadi karena kondom tersebut tidak dipergunakan dengan benar. Kondom harus digunakan pada penis yang sedang ereksi agar spermanya tak memasuki vagina. Pilih kondom yang terbuat dari lateks, polyurethane dan polyisoprene karena bahan-bahan tersebut membantu melindungi terjadinya kehamilan dan infeksi menular seksual.
Sebagian besar kasus itu terjadi karena kondom tersebut tidak dipergunakan dengan benar. Kondom harus digunakan pada penis yang sedang ereksi agar spermanya tak memasuki vagina. Pilih kondom yang terbuat dari lateks, polyurethane dan polyisoprene karena bahan-bahan tersebut membantu melindungi terjadinya kehamilan dan infeksi menular seksual.
2. Seseorang
tidak boleh menggunakan kondom jika menderita alergi terhadap lateks.
3. Beberapa
orang cenderung percaya bahwa dua kondom lebih baik dari satu kondom.
Padahal hal ini tidak benar. Faktanya, Anda sendiri yang cenderung meningkatkan risiko robeknya kondom karena tingginya tingkat gesekan.
Padahal hal ini tidak benar. Faktanya, Anda sendiri yang cenderung meningkatkan risiko robeknya kondom karena tingginya tingkat gesekan.
4. Penyebab
utama robeknya kondom antara lain seks yang durasinya lama atau kasar, seks
menggunakan pelumas berbahan dasar minyak, vagina mengering dan kondom yang
kemasannya dibuka dengan benda tajam.
5. Penting
bagi Anda untuk menyimpan kondom di tempat yang sejuk dan kering. Hal ini
karena panas yang ekstrem dan kelembaban dapat menyebabkan kondom menjadi
cenderung rapuh dan bisa rusak selama berhubungan seksual.
Siapa yang perlu
menggunakan kondom?
Dari tulisan di atas
kondom digunakan oleh mereka yang memiliki risiko menularkan atau tertular
HIV/AIDS. Atau biasa disebut sebagai kelompok kunci. Kelompok kunci adalah para pria pembeli seks,
pengguna alat suntik, pekerja seks, gay, dan waria. Sayangnya pemakaian kondom untuk kelompok
kunci ini masih kurang dari 80 persen. Bahkan berdasarkan survey terpadu dan
perilaku biologis perilaku 2011, persentase kelompok kunci yang selalu memakai
kondom lebih rendah lagi yaitu hanya 30-40 persen. Pada pria bersiko tinggi bahkan sangat
rendah, hanya 3 persen. Itu sebabnya sosialisasi perlu lebih intensif
lagi untuk kelompok kunci ini.
Fakta :
Penyebab utama
penyebaran AIDS di Indonesia diduga karena minimnya kesadaran pria dewasa di
negeri ini memakai kondom saat berhubungan badan. Jumlah pria pengguna kondom di Indonesia
sepanjang lima tahun terakhir selalu tidak lebih dari 20 persen dari keseluruhan
populasi pria dewasa. Demikian
diungkapkan oleh Yanri Wijayanti
Subronto, Anggota Komisi Penanggulan AIDS (KPA) DIY, pada konferensi pers
Pertemuan Nasional AIDS IV pada September 2011.
Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nafsiah Mboi menekankan pentingnya penggunaan kondom untuk
perilaku seks berisiko. Upaya tersebut
juga dinilai ampuh untuk mencegah penyebaran HIV/AIDS. Apalagi sat ini ada 6 sampai 7 juta penduduk
Indonesa yang melakukan seks berisiko.
Informasi bagi
penderita HIV/AIDS :
Bahwa saat ini
pemerintah menyediakan antiretroviral gratis.
Rumah sakit mempunyai persediaan hingga tiga bulan ke depan untuk obat
ini. Untuk pencegahan
penularan kepada pasangan, para ODHA juga dapat memperoleh kondom secara gratis
di Puskemas. Penyediaan layanan untuk
pencegahan penularan HIV di Puskemas diharapkan dapat menurunkan tingkat
penyebaran HIV. Sampai tahun 2012, baru
sekitar 30 persen Puskemas yang memiliki layanan pencegahan penularan HIV. Ditargetkan pada tahun 2014, seluruh Puskemas
yang ada di Indonesia memiliki layanan pencegahan dan penyediaan obat untuk
ODHA.
Lalu kalau ingin
informasi lebih lengkap tentang HIV/AIDS dimana ya?
Ada beberapa situs yang bisa dikunjungi (juga penulis jadikan referensi penulisan) seperti di bawah ini :
- www.aids.org
- ww.aidsindonesia.or.id
- www.aids-ina.org
- www.iac.or.id
- www.unaids.org
Nah kalau informasi
tentang kondom?
Jangan khawatir. Banyak perusahaan kondom, lembaga kesehatan, atau lembaga non profit, yang saat ini
memberi informasi mengenai penggunaan kondom dan hal-hal yang berhubungan
dengannya. Beberapa website yang bisa
dikunjungi :
- www.durex.com
- www.dechacare.com
- kondom-fiesta.com
- health.detik.com
Referensi :
http://health.kompas.com/read/2010/12/04/14015566/Kondom.Penjinak.Bom.Waktu.HIVAIDS?utm_source=WP&utm_medium=Ktpidx&utm_campaign=AIDS
http://health.kompas.com/read/2012/12/01/08090382/Tingkatkan.Perilaku.Seks.Aman
http://indonesia.usaid.gov/en/USAID/Partner/91
http://www.oocities.org/guntoroutamadi/artikel-AIDS.htmlhttps://www.popular-world.com/control/Article?articleId=1163