Dalam rangka mewujudkan visi sebagai negara
maju dan sejahtera pada tahun 2025 Indonesia bertekad mempercepat transformasi
ekonomi. Indonesia memainkan peran
yang makin besar di perekonomian global.
Saat ini Indonesia menempati urutan ke-17 terbesar di dunia.
Visi 2015 tersebut diwujudkan melalui 3
(tiga) misi yang menjadi fokus utamanya, yaitu :
- Peningkatan nilai tambah dan perluasan rantai nilai proses produksi serta distribusi pengelolaan aset dan akses (potensi) SDA, geografis wilayah, dan SDM, melalui penciptaan kegiatan ekonomi yang terintegrasi dan sinergis di dalam maupun antar-kawasan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi.
- Mendorong terwujudnya peningkaan efiensi produksi dan pemasaran serta integrasi pasar domestik dalam rangka penguatan daya saing dan daya tahan perekonomian nasional.
- Mendorong penguatan sistem inovasi nasional di sisi produksi, proses, maupun pemasaran untuk penguatan daya saing global yang berkelanjutan, menuju innovation-driven economy.
Visi Semen Indonesia adalah
mejadi perusahaan persemenan terkemuka di Indonesia dan Asia Tenggara. Salah satu misinya adalah meningkatkan
keuanggulan bersaing di domestik dan internasional.
Visi ini sejalan dengan visi Indonesia untuk menjadikan negara Indonesia sebagai negara maju.
Visi ini sejalan dengan visi Indonesia untuk menjadikan negara Indonesia sebagai negara maju.
Keunggulan domestik PT Semen Gresik tercermin dalam penguasaan penjualan PT Semen Indonesia sebagai induk perusahaan sebesar 42 persen pasar domestik.
Keunggulan produksi PT Semen
Gresik tidak hanya pada penguasaan pasar tetapi juga pada mega proyek yang pernah
ditangani. Hal ini sudah terbukti dalam
pembangunan Monumen Nasional, Hotel Indonesia, Jembatan Semanggi, hingga
Jembatan Suramadu yang masih kokoh berdiri hingga saat ini.
Berdasarkan data BPS bahwa 57,78
persen PDB tahun 2013 berasal dari Pulau Jawa.
PT Semen Gresik kapasitas
domestiknya sebesar 14,4 juta ton bersaing dengan dua pabrik semen lainnya di
Pulau Jawa yaitu PT Indocement TP dengan 20,5 juta ton dan Holcim Indonesia dengan
kapasitas 12,1 juta ton. Tahun 2015
persaingan semakin berat dengan berlakunya AFTA.
Kendala dalam pendistribusian
semen di Pulau Jawa adalah kondisi jalan yang seringkali rusak dan macet
sehingga justru mengakibatkan pemborosan baik dari segi waktu maupun biaya. Seperti diketahui pada bulan Januari dan
Februari 2014 ruas Pantura Jawa mengalami rusak cukup parah akibat musim hujan
yang berkepanjangan. Mulai dari provinsi
Jawa Barat, Jawa Tengah, hingga Jawa Timur jalan berlubang hampir merata di
sepanjang ruas. Bahkan ruas yang
menghubungkan Jati – Kudus pada lokasi Km.Smg 46+500 - 48+000 terputus pada tanggal 20 Januari 2014 dengan
ketinggian hingga satu meter dan praktis tidak dapat dilalui.
Banjir di wilayah Kudus
Kondisi di Pantura Jawa pada Januari - Februari 2014 mengalami kerusakan cukup parah. Hampir semua kerusakan di jalan-jalan Pantura Jawa terjadi pada tipe jalan flexible pavement atau masyarakat lebih mengenalnya sebagai jalan aspal. Sementara untuk jalan rigid pavement atau jalan beton tidak mengalami kerusakan berarti. Seperti diketahui bahwa musuh utama dari jalan aspal adalah air. Air membuat ikatan antara aspal dengan agregat menjadi lemah sehingga mengakibatkan agregat mudah terlepas sehingga timbul kerusakan berupa jalan berlubang dan bergelombang. Kerusakan diperparah dengan lalu lintas kendaraan besar dengan tonase besar di atas 10 ton.
Banjir di wilayah Kudus
Kondisi di Pantura Jawa pada Januari - Februari 2014 mengalami kerusakan cukup parah. Hampir semua kerusakan di jalan-jalan Pantura Jawa terjadi pada tipe jalan flexible pavement atau masyarakat lebih mengenalnya sebagai jalan aspal. Sementara untuk jalan rigid pavement atau jalan beton tidak mengalami kerusakan berarti. Seperti diketahui bahwa musuh utama dari jalan aspal adalah air. Air membuat ikatan antara aspal dengan agregat menjadi lemah sehingga mengakibatkan agregat mudah terlepas sehingga timbul kerusakan berupa jalan berlubang dan bergelombang. Kerusakan diperparah dengan lalu lintas kendaraan besar dengan tonase besar di atas 10 ton.
Peristiwa ini membuat Kementerian Pekerjaan Umum memprioritaskan pembangunan jalan beton untuk ruas Pantura Jawa. Pertimbangan lainnya adalah stok aspal dalam negeri tidak mencukupi sehingga beton menjadi pilihan utama. Kenaikan harga minyak dunia juga mempengaruhi harga aspal yang merupakan prosuk sampingan dari minyak. Beton sendiri terdiri atas semen, agregat, dan air. Meskipun persentase semen untuk beton hanta sekitar 10 persen namun punya peran penting dalam menentukan kualitas beton tersebut.
Dalam Dana Alokasi Khusus (DAK) bidang infrastruktur jalan yang diperuntukkan untuk ruas jalan kabupaten, sebagian memilihi menggunakan jalan beton. Tak hanya DAK, alokasi dana APBD Provinsi/Kota/Kabupaten juga saat ini banyak menggunakan jalan beton. Pertimbangannya sederhana saja, bahwa jalan beton lebih awet dibandingkan jalan aspal. Meskipun pembangunan jalan beton lebih mahal dibandingkan dengan jalan aspal namun dalam tahap pemeliharaannya justru lebih murah. Jangan heran jika jalan-jalan desa yang melintasi sawah dibangun dengan jalan beton. Alasan kepala desa adalah jalan beton lebih awet dan untuk investasi masa depan. Meskipun saat ini baru dilalui oleh kerbau dan sepeda, mereka berharap di masa depan kendaraan truk dan angkutan kota akan melewatu daerah itu.
Saat ini pembangunan infrastruktur di wilayah Pantura Jawa mulai dikurangi dan Pemerintah mulai memperhatikan pembangunan infrastruktur di wilayah Pantai Selatan (Pansela) Jawa untuk pemerataan perekonomian. Selama ini memang wilayah Pantura yang menjadi primadona. Paradigma ini yang hendak diubah oleh Pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum dengan mengurangi alokasi Pantura untuk dialokasikan ke Pansela. Seperti pembiayaan melalui loan RRDP dari Islamic Development Bank di ruas Congot - Wawar, Wawar - Tambakmulyo, dan Duwet - Giriwoyo Provinsi Jawa Tengah. Sedangkan untuk ruas Pansela di provinsi Banten, Jawa Barat, DIY, dan Jawa Timur dibiayai melalui Asia Development Bank (ADB).
Konsumsi semen nasional sepanjang
tahun 2013 tercatat sebesar 58,01 juta ton atau hanya tumbuh sebesar 5,5%
dibandingkan tahun sebelumnya yang tercatat tumbuh sebesar 14,7%, atau 54,96
juta ton. Hal ini juga menjadi acuan
bagi PT Semen Indonesia untuk memproyeksikan pertumbuhan industri semen pada
tahun 2014. Dalam website Semen
Indonesia, CEO Dwi Sutjipto memperkirakan pertumbuhan konsumsi semen tahun ini
hanya akan tumbuh pada kisaran 5,0% - 6,0% atau pada kisaran 52,5 - 63 juta
ton. Persaingan akan semakin ketat mengingat pada tahun 2015 Indonesia akan memasuki AFTA (Asean Free Trade Agreement)
Pasar untuk industri semen di Indonesia akan terus tumbuh mengingat konsumsi rata-rata semen perkapita di Indonesia masih rendah hanya 233 kg perkapita. Bandingkan dengan Tiongkok yang konsumsi perkapita mencapai 1.600 kg atau Malaysia, Vietnam, dan Thailand yang tingkat konsumsinya mencapai 400 sampai 600 ton perkapita. Ditambah lagi kelas menengah Indonesia terus tumbuh yang dari segi konsumsi meningkatkan kebutuhan akan papan (perumahan).
Untuk meningkatkan kapasitas
produksi dilakukan sinergi bersama BUMN lain.
PT Bank Mandiri Tbk memberikan pinjaman senilai Rp 1,4 triliun dalam
bentuk letter of credit (LC) atau fasilitas non cash loan kepada PT Semen
Gresik. Bantuan ini merupakan bagian
dari upaya perusahaan membantu membangun pabrik baru di Kabupaten Rembang Jawa
Tengah berkapasitas 3 juta ton semen per tahun. Saat penulis melewati ruas Rembang – Bulu
pada awal Maret 2014 terlihat pelabuhan khusus semen sudah mulai rampung. Hanya saja lebar jalan diruas ini masih
dua lajur sedangkan di wilayah Pantura lainnya sudah empat lajur. Ini yang perlu mendapat perhatian
Pemerintah. Bukankah dalam Rencana
Strategis 2009-2014 ditetapkan ruas Pantura sudah empat lajur semua.
Peningkatan volume penjualan
tersebut antara lain didukung dengan penerapan strategi “Move Closer to the
Customer” secara konsisten melalui pembangunan fasilitas distribusi di berbagai
lokasi strategis. Fasilitas distribusi yang baru dan telah beroperasi penuh
sepanjang tahun 2013 adalah Packing Plant di Sorong dan Banyuwangi. Di akhir
tahun 2013, Perseroan juga berhasil menyelesaikan pembangunan Packing Plant
Banjarmasin, sehingga total Packing Plant Perseroan menjadi 22 unit.
Perluasan PT Semen Gresik dilakukan dengan membangun pabrik pengemasan atau packing plant di beberapa wilayah di Indonesia. PT Semen Gresik membangun industri pengemasan berkapasitas 300.000 ton pertahun di Banyuwangi guna mendekatkan diri dengan konsumen mereka di daeraha Jawa Timur bagian timur dan Pulau Bali. Dari sisi produksi, pembangunan packing plant menghemat pengeluaran untuk biaya distribusi hingga 40%. Selain Banyuwangi, packing plant juga dibangun di Banjarmasin (Kalimantan Selatan) dengan kapasitas 600.000 ton. Menyusul akan dibangun packing plant di Kendari (Sulawesi Tengah) dan Sorong (Papua). Inovasi seperti ini perlu dicontoh oleh anak perusahaan PT Semen Indonesia lainnya.
Perlu pula dibangun pelabuhan kecil seperti di wilayah-wilayah lain terutama yang sulit dijangkau melalui darat. Selama ini bongkar muat di pelabuhan umum diprioritaskan pada bahan sandang dan pangan, baru setelah itu papan. Keterlambatan bongkar muat ini membuat distribusi semen menjadi terlambat hingga lebih dari dua minggu. Solusi membangun pelabuhan khusus semen ini mengurangi hambatan dalam pendistribusian. Indonesia dapat mencontoh Thailand yang membanguan pelabuhan setiap jarak 50 km. Hal ini memperlancar pendistribusian barang antar wialyah.
Selain itu PT Semen Gresik akan
membangun pabrik baru di Pulau Madura untuk memenuhi perminataan akan
semen. Dalam pernyataan Kepala
Departemen Penjualan Semen Indonesia Bamabang Djoko sebagaimana dikutip dari bumn.go.id
bahwa permintaan semen di Mandura terus
meningkat setiap tahun. Data Semen
Indonesia menyebutkan setiap tahun penjualan semen di Bangkalan, Sampang,
Pamekasan, dan Sumenep mencapai 526 ribu ton atau sekitar 44 ribu ton per hari.
Jumlah penyalur semen di Madura mencapai 1.200 agen. Angka ini menyerap 11 persen dari total
produksi Semen Indonesia, konsumen Madura paling loyal di Jawa Timur.
Ini juga merupakan dukungan PT
Semen Gresik untuk ikut membangunan infrastruktur Pulau Madura pasca
pembangunan Jembatan Suramadu. Sehingga
diharapkan investasi di Pulau Madura terus meningkat. Jangan sampai Madura
Apalagi dengan adanya AFTA (Asean
Free Trade Agreement) membuat persaingan semakin berat. Namun semua itu bukan menjadi halangan
justru menjadi tantangan.
Sebelum merger menjadi PT Semen
Indonesia, saham PT Semen Gresik sendiri termasuk blue chip. Laporan keuangannya pun selalu baik.
Jangan pernah
puas,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,
Seperti pepatah lama, bersatu
kita teguh bercerai kita runtuh.
Kesatuan dan sinergi menjadi penting bagi PT Semen Indonesia. Jangan sampai stigma kedaerahan muncul dalam
masalah pendistribusian semen di Indonesia.
Saat ini masih ada stigma bahwa PT Semen Gresik untuk Jawa dan
sekitarnya, PT Semen Andalas untuk wilayah Sumatera, dan PT Semen Tonasa untuk
wilayah Sulawesi dan sekitarnya.
Paradigma kedaerahan ini harus dihapuskan, bahwa semua untuk
Indonesia. Ini yang harus terus dibina
dan dikembangkan.
Bappenas pernah merilis data
bahwa total investasi infrastruktur Indonesia terhadap PDB masih terbilang
kecil, baru 4,51%, tertinggal jauh dibandingkan negara lain seperti China dan
India. Sejak 2009 silam, investasi infrastruktur di India sudah di atas 7%
terhadap PDB. Di China, sejak 2005, investasi infrastruktur bahkan sudah
mencapai 9%-11% dari PDB. Sementara itu, Indonesia masih berada di bawah angka
5%.
Padahal berdasarkan rule of
thumb, kebutuhan investasi infrastruktur harus di atas 5%. Meski tren alokasi
infrastruktur mengalami kenaikan, ada jarak yang cukup jauh antara kebutuhan
infrastruktur Indonesia yang saat ini baru 4,51% dan kebutuhan infrastruktur 7%
terhadap PDB.
Sebagai anak perusahaan PT Semen
Indonesia, PT Semen Gresik akan berusaha memenuhi visi dan
menjadi Powerhouse Indonesia
PT Semen Gresik mendukung induk perusahaan
PT Semen Indonesia semagai power house Indonesia. Powerhouse adalah industri andalan suatu
negara. Seperti yang ditulis Rhenald
Kesali bahwa powerhouse memiliki 4 DNA :
- Lokomatif ekonomi. Kekuatan dominan, tampak secara kasat mata, powerfull.
- Iconic. Dikagumi, menjadi icon sewaktu bangsa.
- Big size. Besar dalam segalanya baik dalam jumlah karyawan, pendapatan, pajak. Keuntungan, pendapatan produksi.
- Dampak. Setiap langkahnya, baik maju maupun mundur, menimbulkan dampak ang sangat kuat bagi perekonomian suatu bangsa.
Infrastruktur Tiongkok dapat maju pesat karena dukungan industri semen.
http://www.semenindonesia.com/page/get/visi-dan-misi-10
http://www.semenindonesia.com/page/get/pesan-ceo--8
http://pii.or.id/perspektif-gerak-cepat-membangun-infrastruktur