Kamis, 07 Mei 2009

Model Dasar Kesuksesan Sistem Teknologi Informasi

Sukses atau tidaknya suatu Sistem Teknologi Informasi dalam organisasi tergantung beberapa faktor. Berdasarkan teori-teori dan hasil-hasil penelitian yang sebelumnya telah dikaji, DeLone dan McLean (1992) kemudian mengembangkan suatu model yang lengkap tetapi sederhana (parsimoni) yang mereka sebut dengan nama model kesuksesan DeLone dan McLean (D&M IS Success Model) sebagai berikut ini.



Gambar 1. Model Kesuksesan Sistem Informasi DeLone dan McLean (D&M IS Success Model)

Model yang diusulkan ini mereflekiskan ketergantungan enam pengukuran kesuksesan sistem informasi termasuk e-government. Keenam elemen atau faktor atau komponen dari model ini adalah :
1. kualitas sistem (system quality)
2. kualitas informasi (information quality)
3. penggunaan (use)
4. kepuasan pemakai (individual impact), dan
5. dampak organisasi (organization impact)

Model kesuksesan ini didasarkan pada proses dan hubungan kausal dari dimensi-dimensi di model. Model ini tidak mengukur ke enam dimensi pengukuran kesuksesan sistem informasi secara independen tetapi pengukurannya secara keseluruhan satu mempengaruhi yang lainnya. Pertimbangan proses beragumentasi bahwa suatu sistem terdiri dari beberapa proses, yaitu proses mengusulkan bahwa suatu sistem terdiri dari beberap proses yaitu sebagai berikut ini :
1. Suatu sistem informasi mula-mula dibuat berisi dengan banyak fitur, yang dapat memperlihatkan beberapa tingkat kualitas sistem dan kualitas informasinya.
2. Permakai-pemakai dan manajer-manajer mempunyai pengalaman dengan fitur-fitur tersebut dengan menggunakan sistemnya, entah mereka puas atau tidak puasa dengan sistemnya atau produk informasinya.
3. Penggunaan dari sistem dan produk informasinya kemudian mempunyai dampak atau pengaruh (influence) di pemakai individual di dalam melakukan pekerjaannya, dan dampak-dampak individu ini secara kolektif akan berakibat pada dampak-dampak organisasional.

Banyak sekali pengukuran yang digunakan untuk mengukur keberhasilan sistem informasi. Tidak ada satu pengukuran yang lebih baik dari yang lainnya. Pemilihan pengikuran harus mempertimbangkan aspek seperti misalnya sasaran dari penelitian, konteks organisasi yang menggunakan, aspek dari sistem onformasinya, dan variabel-variabel independen yang digunakan untuk menilai kesuksesannya, metode risetnya, dan tingkat analisisnya apakah pada tingkat individual, organisasi, atau masyarakat.

Karena terlalu banyak variabel-variabel yang terlibat, maka perlu dikurangi untuk membentuk model yang mudah diterapkan. Terlalu banyak variebel akan membuat sulit hasilnya untuk dibandingkan dan diterapkan. Hasil-hasil yang ditampilkan oleh DeLone dan McLean pada tabel dibawah ini menunjukkan bahwa pengukuran keberhasilan sistem informasi bukan pengukuran tunggal tetapi merupakan suatu konstruk multidimensi.

Dari kontribusi-kontribusi penelitian-penelitian sebelumnya dan akibat perubahan-perubahan dari peran dan penanganan sistem informasi yang telah berkembang, DeLone dan McLean (2003) memperbaharui modelnya dan menyebutnya sebagai model kesuksesan sistem informasi D&M diperbaharui (updated D&M IS success model) seperti pada gambar di bawah ini.

Gambar 2. Gambar 1. Model Kesuksesan Sistem Informasi DeLone dan McLean yang diperbaharui (Updated D&M IS Success Model)


Hal-hal yang yang diperbaharui ini adalah sebagai berikut :

1. Menambahkan dimensi kualitas pelayanan (service quality) sebagai tambahan dari dimensi-dimensi kualitas yang sudah ada, yaitu kualitas sistem (system quality) dan kualitas informasi (information quality)
2. Menggabungkan dampak individual (individual impact) dan dampak organisasional (organizational impact) menjadi satu variabel yaitu menjadi manfaat-manfaat bersih (net benefits). Tujuan penggabungan ini adalah untuk menjaga model tetap sederhana (parsimory)
3. Menambahan dimensi minta memakai (intention to use) sebagai alternatif dari dimensi pemakaian (use). Pengukuran dari pemakaian (use) mempunyai banyak dimensi, seperti misalnya pemakaian sukarela atau wajib, mendapat informasi (informed) atau tidak mendapat informasi (uninformed), dan lainnya. De Lone dan McLean (2003) mengusulkan pengukuran alternatif, yaitu minat memakai (intention to use). Minat memakai adalah suatu sikap (attitude). Sedang pemakaian (use) adalah suatu perilaku (behaviour)
4. Pemakaiaan (use) dan kepuasan pemakaian (user satifaction) sangat erat berhubungan. Pemakaian (use) harus mendahului kepuasan pemakai (user satisfaction) sebagai suatu proses, tetapi pengalaman yang positif karena menggunakan (use) akan mengakibatkan kepuasan pemakaian yang lebih tinggi sebagai suatu kausal. Secara sama, peningkatan kepuasan pemakai akan mengakibatkan peningkatan minat menggunakan (intention to use) dan kemudian menggunakan (use).
5. Dampak dari sistem informasi sudah meningkat tidak hanya dampaknya pada pemakai individual dan organisasi saja, tetapi dampak sudah ke grup pemakai, ke antar organisasi, konsumen, kontraktor, sosial bahkan negara. DeLone dan McLean (2003) mengusulkan untuk menamakannya semua manfaat mejadi suatu manfaat tungal yang disebut dengan nama manfaat-manfaat bersih (net nbenefits) Jika manfaat-manfaat bersih (net benefits) positif akan menguatkan minat memakai, dan menggunakan serta tingkat kepuasan pemakai. Umpan balik ini masih valid bahkan untuk manfaat-manfaat bersih yang negatif.




Daftar Pustaka :

DeLone, W., dan McLean, E.R. “The DeLone and McLean Model of Information System Success : A Ten Year Update,” Journal of Management Information Systems (19,:4), 2003, pp 9-30.

DeLone, W., dan McLean, E.R. “Measuring e-Commerce Success L Applying DeLone & McLean Information Systems Success Model,” International Journal of Electronic Commerce (9:1), 2004, pp 31-47.

DeLone, W., dan McLean, E.R. “Information System Success : The Quest for Dependent Variable,” Information System Research, (3:1), 1992, pp. 60-95.

1 komentar:

  1. klo dimensi or indokator dari sistem informasi or e-government sendiri gmn y??
    ak perlu buat skripsi nih??makasih..

    BalasHapus