Selasa, 09 Juni 2009

Antena Nokia

Pada awal telepon seluler beredar, bandset yang diperdagangkan masih dilengkapi antena. Tak pernah ada yang memikirkan bahwa antena tipis tersebut sangat mengganggu. Seperti kebanyakan produsen barang-barang teknologi tingi, Nokia pun hanya tertarik dengan teknologi. Tetapi bagi Erkki Kuisma, sungguh mengganggu. Teknisi Nokia itupun segera melakukan penelitian terhadap frekuensi gelombang radio. Seteah berbincang-bincang dengan konsumen, ia sampai pada sebuah gagasan yang dianggap gila : Antena itu disembunyikan di dalam handset. Erkki sampai pada gagasan itu karena sering mendengar keluhan konsumen yang handsetnya rusak karena antenanya patang, melengkung atau terlepas.
Di laboratoriumnya, Erkki segera mencopot antena itu, memotong-motongnya dan menutup lubang handset itu. Ternyata handset bisa berfungsi dengan baik. Kini gagasan itu harus diwujudkan menjadi produk yang dikerjakan oleh divisi produksi dan dibawa ke pasar oleh divisi pemasaran. Tetapi Erkki memperoleh banyak hambatan. Orang-orang produksi dan pemasaran sempat resisten. Mereka khawatir konsumen tak mau membeli handset yang tidak ada antenanya. Tapi setelah gigih berjuang, ide itupun dapat diterima. Debut perdebatan soal antena itu akhirnya diwujudkan lewat Nokia seri 8800. Produk ini ternyata menjadi unggulan Nokia dan memberi keuntungan terbesar dalam sejarah Nokia. Bahkan sepotong antena pun bisa menciptakan perubahan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar