Selasa, 09 Juni 2009

Radang Sendi akibat Asam Urat


Tiga dari seribu orang menderita hiperurisemia (peningkatan kadar asam urat dalam darah secara kronis melebihi batas normal). Umumnya, gejala ini banyak ditemui pada pria yang berumur kebih dari 30 tahun dan jarang terjadi pada wanita (kecuali setelah manopause). Peningkatan kadar asam urat dalam darah terjadi akibat percepatan biosintesis purin (adenin dan guanin untuk membentuk DNA) dari asam amino atau degradasi purin berlebih akibat adanya kematian sel, kelebihan asupan asam nukleat dan protein melalui makanan, atau ekskresi asam aurat melalui ginjal yang tidak sempurna. Pada manusia, penumpukan asam urat juga akan dipicu hilangnya aktivitas urikase (enzim yang berfungsi untuk mengoksidasi asa urat menjadi allotonim yang mudah larut). Kadar asam urat tinggi juga ditemukan sebagai akibat sekunder dari berbagai penyakit, misalnya gangguan pada penyimpanan glikogen atau defisiensi enzim turunan sehingga menghasilkan metabolit-metabolit seperti laktat atau trigliserida yang harus berkompetisi dengan asam urat untuk ekskresi.
Asam urat adalah senyawa yang sukar larut dalam air. Kadar asam urat dalam darah normal untuk pria dewasa sekisar antara 3,5-72 mg/dl dan untuk wanita antara 2,6-6,0 mg/dl. Bila senyawa ini terakumulasi dalam jumlah besar di dalam darah, maka akan memicu pembentuk kristal yang berbentuk jarum. Kristal-kristal ini biasanya terkonsentrasi pada sensi-sendi (kaki, lutut, siku, atau tangan) sedemikian rupa sehingga mengakibatkan radang sendi (artritis). Sendi-sendi tempat asam urat mangkal biasanya menjadi bengkak dan kaku. Selain itu, jika asam urat terkumpul di ginjal akan memicu pembentukan batu asam urat (tofi) yang mengakibatkan kerusakan ginjal yang sulit untuk diperbaiki. Kejadian ini biasanya dibarengi dengan hipertensi, penyakit pembuluh darah, infeksi, atau penuaan. Secara tradisional, ketidakseimbangan asam urat dalam tubuh diatasi dengan obat Allopurinol. Allopurinol adalah antimetabolit yang bertindak sebagai inhibitor sintesis asam urat. Namun, obat ini akan menimbulkan efek samping seperti mual, muntah, dan diare. Fenilbutaston dan Oksifenbutason juga efektif sebagai hormon kortikotropin untuk mengatasi artritis. Obat non-steroid jangka pendek untuk mengatasi artritis adalah Indometasin. Tindakan pencegahan lebih baik dilakukan untuk mereduksi kadar asam urat dengan memperbanyak minum dan makanan bergaram yang sedikit lebih basa, dan minum Allopurinol secara teratur.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar