Kamis, 11 Juni 2009

Tari Tortor

Dahulu tarian Tortor merupakan tarian kesurupan dengan diiringi gondang, musik yang dianggap sumber kekuatan adikodrati yang memungkinkan alam suci menembus upacara masa kini. Roh-roh dipanggil masuk ke patung batu yang merupakan simbol leluhur masyarakat Batak di Sumatera Utara, lalu patung tersebut bergerak kaku seperti menari. Di dalam tradisi, Tortor cukup beragam. Sebut saja Tortor Pangurason yaitu tari pembersihan yang biasa dipertunjukkan saat berlangsungnya pesta besar. Tujuannya sekadar membersihkan tempat dan lokasi yang akan dipakai agar jauh dari petaka. Ada juga Tortor Sipitu Cawan atau Tarian Tujuh Cawan. Biasa digelar saat mengukuhkan raja. Menurut cerita, tarian ini berasal dari kisah tujuh putri kahyangan yang datang mandi di telaga puncak Gunung Pusuk Buhit dan datang bersama pisau tujuh sarung. Selanjutnya, Tortor Tunggal Panalian yang dipadukan dengan kemunculan tongkat tunggal panaluan. Tongkat tersebut masih dianggap sakral sebab dipercaya memiliki kesaktian setara Debata Natolu, yakni gabungan banua atas, banua tengah, dan banua bawah. Tortor ini sudah menjadi budaya ritual yang digelar apabila suatu desa dilanda musibah. Dengan tongkat panaluan para dukun menari untuk memohon petunjuk bagaimana mengatasi masalah tersebut. Lain halnya Tortor yang ditarikan pada perayaan Horja. Tortor semacam ini diadakan tanda kepada umum tentang pertukaran hadiah antarkeluarga.

1 komentar:

  1. Dear myzavier,

    I'm Peter Tentoco III. I would like to ask for permission to use the picture (Tortor dance) in your blog for the module I'm writing. I would like to send a formal letter of request through your email but I can't see it in your blog. My email address is peter.tentoco1984@gmail.com. Please send me a message for me to use as reference for the letter.

    Thank you very much.

    BalasHapus