Bisnis makanan bukan bisnis main-main, Setidaknya demikianlah yang berlaku bagi Nestle SA, perusahaan makan dan minuman yang menguasai dunia. Pada 2008, angka penjualannya mencapai 109,9 miliar franc Swiss atau sekitar Rp 1.099 triliun. Hampir setara dengan APBN Indonesia tahun ini. Padahal, 143 tahun yang lalu, Nestle hanya produsen susu pendamping air susu ibu (ASI). Henry Nestle, seorang ahli kimia Swiss, membuatnya karena prihatin terhadap tingginya angka kematian bayi di Swiss akibat tidak mendapatkan cukup ASI.
Kini, pabrik Nesle di dunia mencapai 456 buah di 84 negara, Mereka menghasilkan berbagai priduk, mulai dari susu hingga air moneral. Paul Bulcke, CEO Nestle SA, menyebutnya sebagai produk yang memenuhi kebutuhan hiduo dari pagi hingga malam, dari bayi hingga lanjut usia. Setidaknya ada 23 pusat riset dibangun di berbagai negara. Dari riset, mereka mencoba menemukan karakter produk yang diinginkan di setiap daerah. Nestle membuat produk berbeda di setiap negara. Di Indonesia, misalnya, untuk kopi, mereka mencoba meriah pasar kopi tubruk. Produk ini hanya beredar di Indonesia. Totalnya ada 200 jenis kopi di produksi di seluruh dunia yang dibuat dalam satu merek, yakni Nescafe.
Untuk kawasan ASEAN, Nestle menginvestasikan Rp 2,427 triliun di Indonesia, Thailand, Filipina, Malaysia, Singapura, dan Vietnam. Sebelumnya, selama tiga tahun Nestle telah menginvestasikan Rp 5,134 triliun di kawasan ini. Di Indonesia, perusahaan ini menyerap susu dari sekitar 30.000 peternak di Jawa Timur. Tahun ini pula Nestle akan menambah investasi Rp. 270 miliar untuk pengembangan pabrik susu Kejayan di Pasuruan, Jawa Timur. Dua tahun lalu, perusahaan penghasil susu merek Dancow ini sudah menginvestasikan Rp 1,2 triliun. Dari total jumlah produksi susu nasional sebesar 1,3 juta liter, Nestle selama ini menyerap 500.000 liter atau 50 persen dari angka kebutuhan bahan yang dibutuhkan pabrik, yakni 1 juta liter per hari. Kekurangan ini dipenuhi susu impor sebagai bahan baku tambahan. Harga susu impor Rp 2.700 per liter, lebihmurah ketimbang harga susu lokal yang Rp. 3.700.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar