Beberapa proyek infrastruktur sudah banyak dilakukan dengan cara privatisasi, di mana peran swasta lebih dominan dibanding pemerintah. Kondisi ini mempengaruhi hubungan kontrak kedua belah pihak, masing-masing mempunyai posisi dengan hak dan kewajiban dengan konsekuensi yang sama. Semua ini dimaksudkan untuk memberikan peyanan publik dengan standar yang lebih tinggi, transparan, dan bertanggung jawab. Kontrak proyek infrastruktur dapat diuraikan di bawah ini :
- Build Operate Transfer (BOT). Suatu rancangan konrak di mana sektor swasta membangun suatu fasilitas dengan biaya sendiri, lalu mengoperasikannya dan memungut pembayaran terhadap pengguna fasilitas, lalusektor swasta mengalihkanya kepada pemerintah setelah kurun waktu tertentu yang telah disepakati. Kontrak BOT melibatkan pihak swasta dalam seluruh aspek desain, pelaksanaan kontruksi, pembiayaan, pengoperasian hingga pengalihan kepada pemerintah, yakni semuanya berhubungan dengan risiko yang harus ditanggungnya. Tetapi dari beberapa hal, pemerintah bertanggung jawab terhadap risiko yang memang harus ditanggungnya seperti risiko politik, kebijakan dan regulasi, serta pembebasan lahan.
- Build Transfer Operate (BTO). Suatu kontrak di mana sektor swasta membangun suatu fasilitas , yang setelah selesai dialihkan kepada pemerintah sebagai pemilik yang kemudian mengoperasikan fasilitas tersebut. Kontrak BTO dikembangkan di Amerika Serikat pada proyek jalan raya. Karena pembayaran premi risiko kendaraan sangat tinggi, pemerintah melindungi investor dengan mengambil alih tangung jawab mereka dalam menerapkan konsep kontrak ini.
- Build Own Operate (BOO). Suatu rancangan kontrak di mana pihak swasta membangun suatu fasilitas dengan biaya sendiri, mengoperasikannya dan memungut pembayaran terhadap pengguna fasilitas tersebut tanpa waktu yang ditentukan. Kontrak dengan proyek BOO hampir sama dengan BOT. Perbedaannya, tidak adanya kewajiban bagi pihak swasta untuk mengalihkan aset kepemilikan kepada pemerintah.
Dari ketiga jenis kontak konsensi proyek di atas, yang biasa digunakan adalah kontrak BOT yang mempunyai karekteristik sesuai dengan proyek infrastruktur. Proyek besar dengan kontrak BOT merupakan jalan keluar terbaik untuk memecahkan masalah penyediaan dana yang besar serta masalah proyek yang memerlukan teknologi baru dalam desain dan pengoperasian. Untuk itu diperlukan proses yang baik dan transparan, akuntabilitas yang tinggi, kebijakan yang konsisten serta pemikiran yang cermat dalam menentukan kontrak proyek infrastruktur.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar